Resesi Menghantui Banyak Negara, RI Masih Aman?

Resesi Menghantui Banyak Negara, RI Masih Aman?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 10 Nov 2022 13:07 WIB
Pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 masih memiliki tantangan besar. COVID-19 masih menjadi faktor ketidakpastian alias hantu pemulihan ekonomi.
Resesi Menghantui Banyak Negara, RI Masih Aman?/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Banyak negara diperkirakan masuk jurang resesi tahun depan. Namun Indonesia diproyeksi jauh dari resesi meski ada risiko perlambatan ekonomi.

Chief Investments Officer PT Insight Investments Management (Insight), Camar Remoa menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat kondisi perekonomian Indonesia masih lebih kuat dibandingkan negara-negara lain.

Sebutnya, pertama, kinerja neraca dagang Indonesia hingga Agustus 2022 tercatat selalu positif, ditopang peningkatan ekspor komoditas batu bara, kelapa sawit, dan nikel. Bahkan total nilai surplus neraca dagang sepanjang 8 bulan 2022 sudah hampir menyamai pencapaian neraca dagang Indonesia sepanjang 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, kinerja neraca dagang Indonesia yang kuat pada tahun ini mampu menyokong nilai tukar rupiah, sehingga depresiasi rupiah saat ini tidak separah mata uang negara-negara lain.

Ketiga, dari awal 2022 pergerakan yield Surat Berharga Negara (SBN) tidak setinggi negara lain. Hal ini disebabkan outflow terjadi pada porsi kepemilikan investor asing di SBN yang terus menurun sejak periode pandemi COVID-19.

ADVERTISEMENT

Keempat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tumbuh positif per 26 September 2022 dan mampu membukukan net inflow dibandingkan 2021.

"Berbagai kondisi, mulai dari kinerja neraca dagang Indonesia yang tetap positif, rupiah yang masih mampu bertahan, hingga aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang masih terbilang cukup baik, tentunya membuat para investor bisa sedikit lebih tenang di tengah adanya kabar proyeksi resesi pada 2023 mendatang," ungkap Camar dalam keterangannya, Rabu (9/11/2022).

Meskipun risiko perlambatan ekonomi tetap ada, bukan berarti menutup peluang di dunia investasi. Direktur Insight Investments Management, Ria Meristika Warganda menyarankan agar para investor tetap melakukan diversifikasi investasi dengan memilih instrumen investasi yang tepat. Salah satu produk investasi yang direkomendasikan adalah reksa dana pasar uang.

"Secara historis pertumbuhan return (imbal hasil) Reksa Dana Insight Money sejak diluncurkan dari 26 Agustus 2015 jauh mengungguli benchmark-nya yaitu Infovesta Money Market Fund Index dan Infovesta 90 Money Market Fund Index," katanya.

(acd/ara)

Hide Ads