Sampah Ciliwung Masih Menumpuk, Pemerintah Putar Otak Cari Solusi

Sampah Ciliwung Masih Menumpuk, Pemerintah Putar Otak Cari Solusi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2022 09:47 WIB
Petugas UPK Badan Air bergotong-royong mengangkut sampah Sungai Ciliwung yang menumpuk di kawasan Tebet, Jakarta.Petugas UPK Badan Air bergotong-royong mengangkut sampah Sungai Ciliwung yang menumpuk di kawasan Tebet, Jakarta.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Persoalan sampah di sejumlah provinsi di Indonesia masih terjadi. Pemerintah memutar otak agar persoalan ini tak terus menerus terjadi dan menjadi masalah serius.

Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang memproduksi sampah dengan kuantitas yang besar. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, produksi sampah di Jawa Barat mencapai 4,6 juta ton per tahun.

"Berdasarkan data kinerja pengelolaan sampah Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bulan November 2022, diketahui bahwa total timbulan sampah di Provinsi Jawa Barat sebanyak 4,6 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sampah yang tidak terkelola lebih dari 1,9 juta ton per tahun atau sebesar 43,12% dari total timbulan," jelas Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Teguh Setyabudi dalam keterangannya, Senin (14/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat jenis sampah yang paling banyak beredar di lingkungan masyarakat adalah sampah rumah tangga, seperti sisa makanan sebanyak 45,55% atau sekitar 2,1 juta ton/tahun dan sampah plastik sebanyak 17,43% atau sekitar 800 ribu/per tahun dari total timbulan sampah yang ada.

"Tentunya sampah harus dikelola mulai dari hulu atau rumah tangga melalui pemilahan sampah organik dan anorganik, sehingga sampah dapat memiliki nilai ekonomi kalau kita dapat mengelolanya secara baik. Yang terakhir, penanganan dan pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama, antara pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat secara umum, secara khusus untuk adik-adik kita ini," tutur Teguh.

ADVERTISEMENT

Untuk menanggulangi persoalan sampah ini, pihaknya menggelar Workshop Integrasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan terpadu dalam dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah, beberapa waktu lalu.

Untuk mengatasi ermasalahan sampah di wilayah Jawa Barat khususnya DAS Citarum, juga dilakukan Kegiatan Road to Gerakan Inovasi Langsung Aksi Tuntaskan Sampah atau disebut GILAsSampah di Wilayah DAS Citarum Tahun 2023 selama 2 hari di GOR APS Tambun Kabupaten Bekasi dan Hotel Grand Tjokro Premiere Bandung Jawa Barat.

Road to GILAsSampah diikuti oleh 16 sekolah setingkat SMP maupun SMA, penggiat sampah, juga orang tua murid yang berasal dari Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kota Bandung, dan Kota Cimahi.

Antusiasme para peserta dapat terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan terkait pengelolaan sampah dan peran Kemendagri di tengah-tengah masyarakat. Persoalan sampah perlu diperhatikan dan menjadi tugas bersama, bukan hanya tugas pemerintah pusat dan daerah, tetapi diperlukan juga andil dari masyarakat.

"Dengan adanya Road to GILAsSampah ini, diharapkan terwujudnya diseminasi, edukasi, dan sosialisasi terkait pengelolaan sampah di masyarakat," ujarnya.

Secara umum gambaran kegiatan tersebut akan dilakukan dengan bersih-bersih sampah di wilayah DAS Citarum, pengolahan sampah berbasis sumber, pameran produk olahan dari sampah yang sudah mempunyai nilai ekonomis, pengenalan ekonomi circular, dan berbagi pengalaman oleh penggiat sampah baik dari pemerintah daerah maupun NGO, maupun kegiatan lainnya.

Acara Road to GILAsSampah 2023 juga dimeriahkan dengan berbagi pengalaman dan demonstrasi praktek pengelolaan sampah dari perwakilan sekolah yang berstatus Adiwiyata. Kehadiran Greeneration Foundation dan World Cleanup Day sebagai percontohan NGO pengelolaan sampah juga mengajak seluruh peserta untuk menerapkan upaya pengelolaan sampah dengan reduce, reuse, dan recycle.

(hal/zlf)

Hide Ads