Segala sesuatu yang ditekuni dengan hati, seringnya selalu menghasilkan sebuah keberhasilan yang tidak diduga-duga. Hal tersebut dibuktikan dengan ketekunan dari seorang pengrajin keramik di Bali, I Wayan Catur yang kini berhasil melahirkan Siku Bali.
Siku Bali merupakan usaha kecil menengah kerajinan keramik yang dibuat langsung oleh tangan I Wayan Catur, seorang pria yang kini tinggal bersama istrinya di Gianyar, Bali. Ia bercerita mulai menekuni kerajinan keramik sejak tahun 1993 dan mulai merintis usahanya tersebut di tahun 1996.
"Awalnya dulu di sekolah bikin kerajinan tangan. Lama-kelamaan orang-orang bilang bagus, pas kebetulan ada orang tua pakai batu bara merah pakai bakar-bakar itu, kita iseng bakar-bakar (buat kerajinan keramik), bagus, coba dititip di toko," kata I Wayan pada detikcom baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerajinan keramik yang dibuat oleh I Wayan saat itu masih dibuat hanya dengan tanah liat berupa tempat dupa, tempat lilin, vas bunga, botol sampo, dan kerajinan keramik lainnya. Kerajinan keramik yang I wayan buat dan dititip di toko saat itu juga laku di pasaran.
Setelah lulus sekolah di tahun 1996, I Wayan memutuskan untuk terus menggeluti dunia keramik dan coba untuk menjadikannya ladang usaha. Kemampuannya dalam membuat keramik juga semakin ciamik ketika dirinya bertemu dengan seorang warga negara Perancis yang mengajarinya mendalami kerajinan tersebut.
"Di Sanggraha, Denpasar dulu, saya kan di sana sebagai pengrajin, terus ada tamu (warga Perancis). Itu dia liat barang-barang yang kita bikin. Dia tertarik gitu, kan bukan murni keramik dulunya. Terus diajarin sampai bisa, ada dua tahun, kita bisa buat sendiri," tambah I Wayan.
Kini usaha rintisan I Wayan sudah semakin banyak memiliki produk, di antaranya ada tempat bumbu dapur, tempat untuk saus dan sambal, tempat susu, asbak, dan ada teko juga cangkir yang kini jadi incaran banyak orang.
![]() |
Selain sudah memiliki toko untuk menampilkan hasil tangannya, I Wayan juga mengatakan produknya kini sudah mulai berhasil menjangkau pasar luar negeri karena mendapatkan pesanan dari beberapa negara seperti Prancis, Australia dan negara lainnya. Sedangkan, untuk di dalam negeri selain melalui toko miliknya, Siku Bali mengudara melalui beberapa pameran yang membawanya seperti program kemitraan BRI.
Wayan mengatakan setelah ikut dalam pameran bersama BRI di JCC, kini Teko dan cangkir dari Siku Bali telah mejeng dalam gelaran BRILianpreneur di G20, yang digelar di Apurva Kempinski Bali.
Diketahui, BRIlianpreneur G20 tersebut, menyajikan 120 produk UMKM premium yang telah dikurasi secara ketat oleh tim kurator ahli. Disebutkan, ada 1.317 UMKM pendaftar yang terdiri dari 1.189 UMKM Binaan BRI dan 128 UMKM undangan terbaik dari berbagai komunitas dan instansi.
Siku Bali menjadi salah satu UMKM Binaan BRI yang telah lolos dan berhasil menunjukkan produknya dalam rangkaian perhelatan G20 tersebut.
"Sebelum ini kita ikut seminar-seminar, barang kita difoto dan dikaji. Setelah itu, barang kita masuk dites, dipilihlah gitu, lewat seleksi," cerita I Wayan.
Setelah ini, I Wayan berharap usaha kerajinan keramik miliknya bisa kembali pulih setelah mengalami penurunan karena pandemi COVID-19. Ia juga berharap pemerintah atau pihak lainnya bisa lebih menaruh perhatian dan memajukan pelaku usaha kecil.
(akn/ega)