Keren! Limbah Olahan Logam Karya Anak Bangsa Unjuk Gigi di Pameran G20

Keren! Limbah Olahan Logam Karya Anak Bangsa Unjuk Gigi di Pameran G20

Dea Duta Aulia - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2022 23:07 WIB
BRILIANPRENEUR
Foto: Dok. BRI
Jakarta -

Sampah selalu identik sebagai bahan yang tidak memiliki nilai apapun. Padahal jika diolah lebih lanjut maka sampah bisa memiliki nilai yang cukup menggiurkan.

Hal tersebut lah yang dilakukan oleh Founder & Designer Kunang Jewelry Dian Suri Handayani. Melalui tangan kreatif yang dimilikinya, Dian menyulap limbah logam menjadi sebuah perhiasan seperti cincin, kalung, anting, hingga gelang cantik.

"Jadi kita memulai bisnis perhiasan dengan sampah logam di tahun 2019," kata Dian kepada detikcom, Selasa (15/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusannya untuk mendirikan Kunang Jewelry di Bali tidak terlepas dari sejumlah latar belakang dan pengalaman hidup yang dimiliki oleh Dian. Ia mengatakan sebelum memutuskan mendirikan usaha, dirinya merupakan seorang karyawan di salah satu perusahaan perhiasan.

Karirnya dalam perusahaan tersebut terus mengalami peningkatan. Hingga pada akhirnya ia menduduki posisi yang tidak hanya mengurusi desain perhiasaan saja, namun hingga ke rantai pasoknya.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah ada di industri (perhiasan) cukup lama. Kalo dulu kerjanya di korporasi. Begitu karirnya cukup menjanjikan itu mulai kebuka semuanya. Jadi bukan desain (perhiasan) yang saya handel sampai ke prototyping mulai dari material juga. Pas itu baru mulai terbuka rantai pasoknya," jelasnya.

Tak hanya itu, latar belakang Dian yang aktif dalam kegiatan komunitas juga turut memberikan pengaruh terhadap keputusannya mendirikan Kunang Jewelry.

Ketika masih bekerja di sebuah perusahaan, ia kerap menghabiskan waktu dengan berkumpul dan berdiskusi dengan teman-teman komunitas. Dian pun kerap terlibat dalam kegiatan komunitas di bidang lingkungan, anak-anak, dan perempuan.

Dok. Instagram Kunang Jewelry

"Waktu itu di waktu luang sering melakukan kegiatan komunitas jadi ada titik di mana apa yang dilakukan itu tidak sejalan dengan apa yang dilakukan di kerjaan. Karena dulu volunteer-nya lebih ke arah lingkungan, anak-anak, dan perempuan. Jadi ada titik di situ," kata Dian.

Berangkat dari dua latar belakang tersebut akhirnya memutuskan untuk mendirikan Kunang Jewelry. Ia mengatakan sebelum memanfaatkan limbah logam pihaknya terlebih dahulu melakukan pengujian sejumlah limbah yang bakal digunakan untuk pembuatan perhiasan. Mulai dari limbah kaca sehingga plastik dilakukan percobaan.

"Jadi sebelum 2019, kita menghabiskan waktu hampir 1 tahun untuk experiment beberapa jenis bahan plastik, kaca, dan beberapa jenis logam juga. Sampai akhirnya kita memutuskan menggunakan limbah logam saja," ujar Dian.

Ia menjelaskan saat ini pihaknya sudah bermitra dengan 3 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Denpasar Bali untuk mencari limbah logam. Bahan-bahan yang terkumpul lalu dibawanya ke pengrajin untuk didesain ulang agar sampah tersebut memiliki nilai.

"Kita Kerja sama dengan 3 TPS di Denpasar Bali untuk mencari limbah logam," tuturnya.

Dari upayanya tersebut, Dian mengatakan pihaknya saat ini sudah mengolah limbah logam sebanyak 1.0003 KG yang kemudian diubah menjadi perhiasan.

"Limbah yang sudah diolah 1.003 kg diubah menjadi cincin atau kalung," jelasnya.

Ia menjelaskan perhiasan hasil pengolahan limbah logam ini memiliki berbagai varian harga mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 800 ribu. Pihaknya pun tidak hanya menghadirkan kebutuhan perhiasan untuk keperluan pribadi saja. Kunang Jewelry turut menghadirkan layanan untuk pembuatan merchandise dan lainnya.

"Harga Rp 150 sampai Rp 800 ribu. Konsumen bisa costume, kita supply buat merchandise sama give," jelasnya.

Upayanya 'menyulap' limbah logam menjadi barang bernilai tinggi tidak hanya mampu menghadirkan pundi-pundi rupiah saja. Namun upayanya tersebut membuat produk olahan limbah logam unjuk gigi di forum bergengsi dunia yakni G20. Dian mengatakan keikutsertaan dirinya dalam forum tersebut tidak terlepas dari peran Bank BRI.

"Jadi kita ikut BRILIANPRENEUR itu kurasinya sudah mulai dari bulan cukup lama," kata Dian.

Berangkat dari situ, Dian mampu mengirimkan produk-produk olahan limbah logam untuk dipamerkan kepada sejumlah tamu negara yang hadir di G20.

"Kita kirim 5 set ke Apurva Kempinski," tutup Dian.


Hide Ads