KraftHeinz Foodservice Institute Angkat Kisah CEO Haus! Bangun Bisnis

KraftHeinz Foodservice Institute Angkat Kisah CEO Haus! Bangun Bisnis

Inkana Izatifiqa R Putri - detikFinance
Jumat, 18 Nov 2022 18:21 WIB
KraftHeinz Foodservice
Foto: Tangkapan Layar
Jakarta -

Bisnis Food & Beverage (F&B) memang menjadi salah satu segmen yang diminati banyak orang. Tak terkecuali oleh Ghufron Syarif, CEO Haus!, yang sejak dahulu sudah berkeinginan menjadi pengusaha.

Ghufron bercerita dulu dirinya sempat menjadi pegawai kantoran biasa. Namun akhirnya ia memutuskan untuk banting stir menjadi seorang pengusaha dan mendirikan Haus!.

"Jujur aja waktu kuliah udah punya cita-cita jadi pengusaha, tapi belum tau mau usaha apa. Sempet kerja kantoran dulu di bank, tapi nggak betah kerja kantoran, udah pengen keluar (kerjaan) dan jadi wirausaha," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi, at that time saya nggak punya pengalaman karena orang tua saya bukan background pengusaha, jadi nggak tau mau ngapain. Ya udah akhirnya saya mulai dulu dari bisnis yang modalnya nggak begitu besar, 2010 mulai (bisnis Haus!), eh keterusan deh sampai sekarang," imbuhnya.

Hal ini ia sampaikan dalam webinar Kembangkan Bisnis Kulinermu Vol. 2 bertema 'Persiapkan Ekspansi Bisnis Kulinermu' yang digelar KraftHeinz Foodservice Institute bersama detikcom, September lalu.

ADVERTISEMENT

Ghufron mengungkapkan hingga pekan kedua September (11/9), Haus! telah memiliki 213 outlet yang tersebar di Pulau Jawa. Ke depannya, ia menargetkan akan terus membuka di seluruh Pulau Jawa.

"Sampai Sabtu (11/9) kemarin kita ada 213 outlet. Karena kita semuanya toko sendiri, jadinya baru di Pulau Jawa aja karena kita juga harus perhatiin supply chain dan kontrol tokonya. Jadi, kita belum buka sporadis di luar pulau. kita mau fokusin dulu di Pulau Jawa dulu nih, baru expand ke luar Pulau Jawa," paparnya.

Berawal dari Modal Sendiri hingga Dimodali Capital Venture

Untuk bisa sesukses saat ini, Ghufron mengaku ada banyak tantangan yang telah dilewati dalam membangun bisnis Haus!. Bahkan awalnya, cabang pertama Haus juga dibangun dengan modal sendiri.

"Kalau Haus! kita bikin cabang pertama sendiri dulu. Karena waktu itu untuk kategori boba tea, untuk segmen middle low, kita belum tau teruji atau enggak. Kita bikin pakai uang sendiri, 3-4 bulan sales-nya bagus," katanya.

Seiring berjalannya waktu, produk milik Haus! mendapat respons yang positif. Hal inilah yang membuat Ghufron memperluas bisnisnya dan membuka beberapa cabang lainnya.

Ia menyampaikan saat itu, Haus! memanfaatkan pengelolaan manajemen untuk peningkatan bisnisnya. Seiring meningkatnya revenue, bisnis Haus! pun akhirnya dilirik oleh para investor venture capital. Hingga saat ini, Haus! memiliki omzet terbesar senilai Rp 400 jutaan.

"Waktu itu Haus! belum masuk venture capital, karena itu (venture capital) masuk ke bisnis yang growth-nya cepet. Akhirnya kita pakai yang dikelola management, karena kalau pinjam bank pasti butuh agunan. Kalau pakai uang sendiri terlalu lambat," jelasnya.

"Waktu itu Haus! lumayan cepet balik modalnya, sekitar 5 bulan. Feedback market pun luar biasa, tapi at that time belum ada brand leader di kategori ini. Jadi, Haus! harus cepet-cepetan biar jadi brand leader. Akhirnya kita bisa raise revenue dan buka 50 toko, baru venture capital masuk. Dan kita stop pakai kelola bisnis manajemen," katanya.

Sederet Inovasi Bisnis Haus!

Kesuksesan bisnis Haus! tentunya tak lepas dari inovasi yang dihadirkan. Ghufron mengatakan setidaknya Haus! harus me-launching dua produk baru setiap dua bulan sekali.

"Haus! kan sebenarnya lebih ke minuman gaya hidup, jadi inovasinya lebih kencang lagi. Kita tuh bahkan per 2 bulan sekali harus launching produk karena itu part of campaign juga. Setiap kita mau campaign, sebisa mungkin harus produk baru. Kalau gak konsumen liat gak ada yang baru nih," paparnya.

Ghufron menambahkan pihaknya juga terus meningkatkan strategi konten marketing. Hal ini termasuk dengan memasukkan produk ke konten-konten terkini di berbagai platform.

"Dan bukan cuka di produk, kita mainnya juga di konten marketing. Kita masuk ke branding. Kita tap in ke musik, e-sport game, YouTube, Podcast, jadi kita masuk ke lifestyle-nya target market kita. Nggak cuma produk, tapi marketing communication juga," tutupnya.

Jadi, foodpreneurs, banyak tips berbisnis dibagikan saat Webinar Kembangkan Bisnis Kulinermu Volume 2 yang digelar KraftHeinz Foodservice Institute bersama detikcom September lalu. Ikuti tips-tips lainnya di Instagram @kraftheinzfsid.


Hide Ads