Perum Bulog bekerja sama dengan negara lain untuk mempersiapkan impor beras jika diperlukan oleh Indonesia. Mengenai hal itu, juga diamini oleh Kementerian Perdagangan.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Didi Sumedi menjelaskan, hal itu dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Mempersiapkan jika sesuatu hal terjadi atau dibutuhkan saja, bukan serta merta Indonesia sudah resmi membayar impor beras tersebut.
"Usulannya di rakornas (usulan impor). Kalau misalnya diperlukan sudah ada standby kita. Kan impor itu bukan hal yang sederhana, misalnya kita butuh untuk minggu depan misalnya terjadi sesuatu, harus punya persiapan, paling tidak sebulannya atau bahkan dua bulan sebelumnya," katanya di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didi mengatakan, Indonesia sudah memiliki kerja sama atau perjanjian untuk memenuhi kebutuhan beras dengan Thailand dan Vietnam. Tetapi bukan artinya Indonesia langsung impor, hanya perjanjian jika Indonesia sewaktu-waktu membutuhkan.
"Seperti tahun sebelum-sebelumnya kita punya semacam perjanjian dengan Thailand dan Vietnam. Hanya untuk komitmen saja, negara ASEAN ini kan kerja sama, saling bantu, just in case kita perlu kebutuhan mereka tidak kaget-kaget. Jadi itu saja," ungkapnya.
"Artinya persiapan (impor) sudah kita lakukan, tinggal kita kan nggak suka mendadak. Semuanya sudah dengan baik, jika suatu saat dibutuhkan," lanjutnya.
Berkaitan dengan rencana Bulog yang melakukan kerja sama dengan menyimpan stok sebanyak 500 ribu ton beras komersil yang berada di luar negeri, Didi menegaskan belum ada teken pembelian, hanya bentuk komitmen jika diperlukan.
"Artinya bentuknya komitmen, belum kebeli (500 ribu ton)," tutupnya.
Stok Beras Bulog
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso jumlah stok beras yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 625 ribu ton beras di dalam negeri dan juga Bulog sudah melakukan kerja sama dengan mancanegara dengan menyimpan stok sebanyak 500 ribu ton beras komersil yang berada di luar negeri.
"Total stok yang kami punya sekarang sudah hampir 1,2 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia ditambah stok beras komersil hasil kerja sama di luar negeri. Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah," papar Buwas, dalam keterangan tertulis.
Ia juga meminta masyarakat jangan khawatir beras menjadi langka. Pihaknya menjamin kebutuhan beras akan tersedia dengan cukup.
"Masyarakat jangan khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali," katanya.
(ada/ara)