Silicon Valley tengah dirundung pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Dalam hal ini, nama Meta dan Twitter yang paling tersorot. Namun berbeda, TikTok justru berencana untuk terus merekrut karyawan.
Aplikasi video pendek itu tetap berkomitmen untuk mempekerjakan sekitar 1.000 engineer. Kabarnya, target perekrutan ini berkaitan dengan tujuan perusahaan untuk memastikan data pengguna AS diawasi oleh tim yang berbasis di Amerika Serikat, di tengah pengawasan di Washington karena hubungan ByteDance, perusahaan induk TikTok, dengan China.
Dalam sambutannya di Bloomberg New Economy Forum di Singapura, CEO TikTok Shou Zi Chew mengonfirmasi, perusahaan masih merekrut, sebagai tanggapan atas topik PHK di perusahaan teknologi lain, termasuk induk Facebook Meta dan Amazon.
"Kami selalu lebih berhati-hati dalam hal perekrutan. Pada tahap pertumbuhan kami ini, saya pikir kecepatan kami, irama kami, perekrutan tepat untuk kami," katanya, dilansir dari CNN Business, Selasa (22/11/2022).
Saat ini, situs web portal karir TikTok mencantumkan lebih dari 4.000 posisi global, meskipun tidak jelas seberapa sering situs perekrutan tersebut diperbarui.
Pada bulan Oktober lalu, ketika beberapa laporan awal tentang pembekuan perekrutan dan langkah-langkah efisiensi biaya lainnya mulai muncul dari Silicon Valley, TikTok menjadi berita utama karena mencantumkan sejumlah peran baru terkait e-niaga, mengindikasikan Tiktok ingin menciptakan jaringan logistik dan pergudangan di Amerika Serikat.
"Kami masih merekrut. walaupun, Anda tahu, dengan kecepatan yang menurut kami sesuai dengan tantangan global yang kami hadapi," lanjut Chew.
Sebagai tambahan informasi, dalam beberapa minggu terakhir aktivitas PHK memenuhi Silicon Valley.
Sebut saja salah satunya Meta, yang mengatakan telah memangkas 11.000 pekerjaan di seluruh perusahaan. Kemudian ada Twitter, memangkas sekitar 50% stafnya di bawah pemilik barunya, Elon Musk. Amazon juga termasuk, mengkonfirmasi telah memulai pemutusan hubungan kerja.
Pemimpin saat ini dan sebelumnya dari perusahaan-perusahaan ini menyampaikan, perusahaan berkembang terlalu cepat, terutama selama pandemi karena konsumen mengalihkan kehidupan mereka dari saluran online.
Sekarang perusahaan-perusahaan teknologi tersebut menghadapi penurunan drastis dalam permintaan, hingga terpaksa memangkas ribuan posisi karena kondisi ekonomi yang runtuh serta ketakutan akan resesi.
Simak Video "Putaran Kedua PHK Massal Meta: Pangkas 10 Ribu Karyawan"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)