Di Balik Kisah Sukses Pengusaha Camilan: Modal Dari Nenek

ADVERTISEMENT

Di Balik Kisah Sukses Pengusaha Camilan: Modal Dari Nenek

Edward F. Kusuma - detikFinance
Kamis, 24 Nov 2022 11:55 WIB
Jakarta -

Aldy Wibowo (21) memulai usaha makanan ringannya sejak di bangku SMA. Sukses berjualan hingga memiliki banyak reseller dari rekan-rekan kuliahnya, ia pun mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Bukan tanpa perhitungan, hal itu dilakukan karena ia mengetahui potensi bisnis yang dijalaninya masih cukup besar.

Saat masih SMA, Aldy merasa kesulitan dalam memperoleh modal usaha. Dari menyisihkan uang sakunya, Aldy mengembangkan produksi makaroni goreng untuk memasok permintaan teman-temannya di sekolah. Dengan disiplin, ia tidak menggunakan uang penjualannya untuk memenuhi kebutuhannya, namun Aldy memilih mengembangkan labanya untuk menambah modal camilan yang diberi nama Mac Max Crunchy.

"Awalnya sih (modal) sendiri ya, dari muterin duit hasil jualan. Akhirnya disupport begitu. Nah tadi itu, dari saya pas lulus SMA, terus langsung dikasih tambahan modal dari nenek saya 5 juta,"kata Aldy kepada tim d'Mentor on Location, Kamis (24/11).

Aldy mengakui bahwa semakin besar modal yang dimilikinya, maka semakin besar pula cakupan produksi yang bisa dihasilkannya. Ia mengaku bahwa dari modalnya yang sudah berkembang, ia bisa memperoleh omzet puluhan kali lipat dari pendapatannya saat masih menjadi siswa SMA.

"Waktu itu, omzet tertinggi saya pas lulus SMA bisa sampai 20 juta rupiah. Gede banget kan itu buat saya waktu itu. Pas masih SMA bisa 2-3 juta, ini sampai puluhan juta. Ini harus dilanjutin. Bisa jadi bisnis yang menjanjikan buat saya," kata Aldy.

Aldy pun pernah mengalami masa-masa sulit dalam menjalankan usahanya. Kelulusannya dari sekolah menjadi hambatan pertama. Ia mengaku, pernah mencoba berbagai cara untuk memperoleh pasar selain tempatnya belajar selama 3 tahun itu.

"Saya sempat bingung juga pas lulus SMA, kan pasar saya sebenarnya di sekolah. Tapi begitu lulus kan saya nggak bisa lagi jualan di sekolah. Terus saya coba ikut bazaar. Modal 2,5 juta eh dapatnya 750 ribu aja. Boncos," ungkapnya.

Ia pun menjelaskan, tidak mudah baginya yang masih muda untuk memulai sebuah bisnis yang serius. Ia memaparkan bahwa dirinya sempat kesulitan untuk memperoleh legalitas usaha yang sedang dibangunnya. Menurut Aldy, umurnya yang masih belia menjadi faktor utama mengapa ia kesulitan mendaftarkan usahanya menjadi bisnis formal.

"Saya sulit ngurus legalitas. Saya daftar ke Dinkes waktu itu. Nunggunya juga setahun, lama. Di waiting list-nya masih panjang. Yang kedua akses permodalan. Karena mungkin saya keterbatasan umur juga, waktu itu belum 21 tahun. Kebetulan di kebijakan Undang-undang, 21 tahun baru bisa mengajukan pinjaman permodalan," tutur Aldy.

Namun kendala tersebut kini tidak berlaku lagi. Dengan peralatan yang dimilikinya sekarang, Aldy pun tidak perlu meminjam modal lagi. Ia pun mengaku bahwa dalam 1 bulan, omzetnya bisa mencapai 150 juta rupiah.

(vys/vys)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT