Orang Terkaya India Gautam Adani Masih Cari Duit Rp 39 T, Buat Apa Lagi?

Orang Terkaya India Gautam Adani Masih Cari Duit Rp 39 T, Buat Apa Lagi?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 28 Nov 2022 10:11 WIB
Adani Group Chairman, Gautam Adani smiles after addressing the media in Ahmedabad on July 21, 2009. Adani spoke about Adani Power Limited IPO which opens on July 28. AFP PHOTO/ Sam PANTHAKY (Photo credit should read SAM PANTHAKY/AFP via Getty Images)
Gautam Adani/Foto: Sam Panthaky/AFP/Getty Images
Jakarta -

Orang terkaya India, Gautam Adani berencana mengumpulkan dana US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 39,25 triliun (kurs Rp 15.700) dalam penawaran saham baru perusahaannya. Aksi korporasi ini untuk mendorong ekspansi ke area baru.

Sebagaimana dikutip dari CNN, Senin (28/11/2022), Adani Enterprises merupakan perusahaan unggulan Adani Group. Dalam pengajuan ke bursa hari Jumat, dewan telah memberikan persetujuan untuk meningkatkan 200 miliar rupee (US$ 2,45 miliar) melalui penerbitan saham baru.

Ini akan menjadi penawaran saham publik lanjutan terbesar di India. Adani dengan cepat memperluas portofolio perusahaannya sejak awal pandemi, mengakuisisi bisnis di berbagai bidang mulai dari pembuatan semen hingga bandara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adani membutuhkan modal di level holding. Ini adalah perusahaan unggulan. Mereka membutuhkan uang untuk banyak inisiatif baru yang mereka tanam, akuisisi dan untuk proyek baru," tulis Reuters, mengutip sumber yang akrab dengan penggalangan modal.

Gautam Adani sempat menjadi orang terkaya kedua di dunia pada bulan September menurut Bloomberg Billionaires Index. Ia menyalip pendiri Amazon Jeff Bezos. Kekayaannya telah tumbuh sebesar US$ 51 miliar sepanjang tahun ini menurut indeks.

ADVERTISEMENT

Saham tujuh perusahaan terdaftar Adani yang tersebar di berbagai sektor mulai dari pelabuhan hingga pembangkit listrik melonjak antara 10% dan 260% dalam 10 bulan pertama tahun ini.

Namun, pertumbuhan konglomerat telah didorong oleh pinjaman US$ 30 miliar menjadikannya salah satu bisnis yang paling berutang di negara ini. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran di kalangan analis.

(acd/ara)

Hide Ads