Geber Produksi Jagung Nggak Bisa Lagi Pakai Cara Jadul

Geber Produksi Jagung Nggak Bisa Lagi Pakai Cara Jadul

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 04 Des 2022 08:00 WIB
Petani mengecek tingkat kekeringan jagung siap panen di Parigi, Tangerang Selatan, Sabtu (19/9/2020). Jagung tersebut dibiarkan sampai mengering di pohon untuk mempermudah proses pengolahan pasca panen. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat target produksi jagung lokal 6,4 ton/hektar namun di beberapa daerah surplus menjadi 8 hingga 9 ton/hektar. Secara nasional, produksi jagung sepanjang tahun 2020 diperkirakan mencapai 24.16 juta ton.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Pemerintah terus mendorong peningkatan produktifitas pertanian dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan konsumsi domestik, juga sebagai penyumbang devisa lewat ekspor komoditas produk pertanian dan perkebunan.

Salah satu yang mendapat perhatian serius adalah komoditas jagung. Kementerian Pertanian menargetkan sasaran produksi jagung tahun 2022 yakni luas tanam ditargetkan 4,26 juta hektar. Di mana luas panen sebesar 4,1 juta hektar dengan produktivitas 56,11 kuintal per hektar dan produksi 23,1 juta ton.

Namun, memenuhi target tersebut bukan perkara mudah. Dan lagi, beban tersebut tak bisa bila hanya diserahkan pada pemerintah saja agar target produksi jagung bisa tercapai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya peningkatan produktivitas dimulai dari pemilihan benih varietas unggul yang sudah teruji. Sayang, akses ke benih unggul saat ini dirasa sulit dicapai bila masih hanya mengandalkan cara konvensional alias cara jadul.

Untuk memudahkan para petani jagung dalam mendapatkan benih unggulan, salah satunya seperti dilakukan Syngenta Seeds Indonesia lewat Official Store E-commerce Benih Jagung NK.

ADVERTISEMENT

Pemilihan akses penyediaan benih dalam bentuk e-commerce atau toko online bukan lah tanpa alasan. Utamanya adalah karena saat ini pasar e-commerce di Indonesia terus bertumbuh.
Laporan e-Conomy SEA 2022 tentang ekonomi digital di Asia Tenggara menyebutkan E-commerce di Indonesia berkontribusi hingga 75% dari seluruh ekonomi digital dan diproyeksikan mencapai 59 miliar USD Gross Merchandise Value di tahun 2022.

Laporan tahunan ini juga menunjukkan bahwa hingga 32% konsumen digital Indonesia berencana untuk menggunakan layanan e-commerce lebih banyak lagi selama 12 bulan ke depan. Ada banyak keunggulan dari e-commerce, diantaranya mudah diakses, cepat dan efisien, sehingga cocok bagi wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari beribu pulau.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

President Director of Syngenta Indonesia, Kazim Hasnain mengatakan, dalam beberapa tahun ke depan official store ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan benih bagi petani yang lebih menggunakan media digital.

"Benih jagung unggulan produksi Syngenta sudah dikenal lama oleh petani Indonesia dan sudah terbukti meningkatkan produktifitas jagung," ujar Hasnain optimis.

"Official Store E-commerce ini akan tersedia di berbagai marketplace seperti Shopee, Lazada, dan Tokopedia. Ini akan memudahkan petani untuk mendapatkan benih terbaik bagi usaha budidaya jagung mereka, terutama bagi para petani yang selama ini kesulitan menjangkau toko-toko konvensional," sambung Seed Business Head of Syngenta Indonesia, Fauzi Tubat dalam kesempatan yang sama.

Bersamaan dengan hal tersebut, Syngenta Seeds Indonesia baru saja meresmikan fasilitas benih jagung Grain Dryer, Parent Seeds Post Harvest Operation (PS PHO), dan Single Pass Reversible Dryer, serta meluncurkan Official Store E-Commerce Benih Jagung NK.

Sedikitnya ada 1.000 petani jagung terlibat dalam acara ini. Sehari sebelumnya yaitu tanggal 28 November 2022 Syngenta telah meluncurkan produk benih jagung unggulan NK Naga dan mengadakan expo di Jombang, Jawa Timur.

Acara peresmian ini dihadiri oleh Justin Wolfe, President of Syngenta Seeds Bill Tomlinson, Head of Global Seeds Production & Supply Kazim Hasnain, President Director of Syngenta Indonesia Fauzi Tubat, Seed Business Head of Syngenta Indonesia Suwandi.

Hadir pula Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang diwakili oleh Catur Setiawan, Koordinator Pengawasan Mutu Benih Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, jajaran pemerintahan setempat serta para mitra.

"Dengan peresmian fasilitas pabrik baru, kini pusat produksi benih Syngenta di Pasuruan telah dilengkapi dengan fasilitas Grain Dryer yang mampu meningkatkan kapasitas mesin pengering tongkol sehingga para petani tidak perlu khawatir akan ketersediaan benih jagung NK. PS PHO akan membantu proses pengeringan benih tetua dengan kapasitas lebih besar dan menjamin keamanan germplasm yang dimiliki. Sedangkan Single Past Reversible Dryer akan menambah kapasitas produksi menjadi dua kali lipat," tambah Fauzi Tubat.

Indonesia kini tercatat sebagai negara produsen jagung terbesar di ASEAN dengan luas tanam mencapai 3,5 juta hektar dan produktifitas lahan 5,4 ton per hektar. Para petani jagung di Indonesia sebagian besar adalah petani kecil dengan luas lahan rata-rata 0,5 hektar. Selama lebih dari 20 tahun, Syngenta Seeds Indonesia telah turut berperan dalam melakukan pendampingan petani jagung guna meningkatkan produktifitas lahan dan sekaligus menyediakan benih unggulan.

Dalam dua dekade terakhir ini produksi jagung di Indonesia telah mengalami peningkatan dari semula 9,5 juta ton pada 2000, hingga kini telah menjadi 19,7 juta ton pada 2020. Di tahun 2022 Kementerian Pertanian memperkirakan produksi jagung di Indonesia akan mencapai 23,1 juta ton. Provinsi Jawa Timur kini menjadi produsen jagung tertinggi di Indonesia dengan 1,19 juta hektar dan produktifitas mencapai 5,37 juta ton per tahun, kemudian diikuti oleh Jawa Tengah, Lampung, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan.

Halaman 2 dari 2
(acd/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads