Badan Pangan Nasional mengungkap stok beras yang ada di gudang Perum Bulog tersisa 494,2 ribu ton. Angka itu terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 295,3 ribu ton dan beras komersil 198,8 ribu ton.
Angka itu memang semakin menurun. Arief sebelumnya mengatakan bahwa jumlah stok beras di Bulog sebanyak 594 ribu ton. Sementara stok CBP sebanyak 426 ribu ton.
"Stok CBP itu tinggal 295 ribu ton ini adalah CBP di luar komersil dari Bulog. Kemudian kemarin kita sepakat mendorong stok komersial Bulog. Pak Buwas dan tim sudah top up 198 ribu ton, komposisinya 40% sehingga stabilisasi 295 ribu ton," ungkap Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Rabu (7/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief menjelaskan, beras komersil di Perum Bulog tersebut memang telah diizinkan untuk dimasukan menjadi CBP. Hal itu dilakukan untuk membantu memenuhi stok CBP di gudang Perum Bulog.
"Beras komersil 198 ribu ton akan dikonversi menjadi CBP untuk melakukan intervensi," jelasnya.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional mengungkap stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog terancam dalam bahaya. Hal ini diungkap karena sampai saat ini Bulog belum bisa menyerap beras petani dan akan menyebabkan stok terus menurun.
Kepala Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency) Arief Prasetyo Adi mengatakan stok per 22 November 2022, berdasarkan laporan dari Perum Bulog bahwa jumlah stok beras di Bulog sebanyak 594 ribu ton. Sementara stok CBP sebanyak 426 ribu ton.
(ada/zlf)