Pupuk Kaltim Catat Stok Urea Subsidi 108.917 Ton, NPK Khusus 6.725 Ton

Pupuk Kaltim Catat Stok Urea Subsidi 108.917 Ton, NPK Khusus 6.725 Ton

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 14 Des 2022 12:16 WIB
Pupuk Kaltim
Foto: dok Pupuk Kaltim

Pupuk Kaltim raih penghargaan Outstanding Achievement in Profitability Ratio pada ajang Bisnis Indonesia TOP BUMN Awards 2022, atas pencapaian tingkat profitabilitas perusahaan berdasarkan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Penghargaan diterima Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, dari Direktur Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko di Luwansa Hotel Kuningan Jakarta, Selasa (13/12).

Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Pupuk Kaltim bersama sejumlah BUMN lainnya dalam ajang TOP BUMN 2022, yang diharap dapat memacu produktivitas masing-masing perusahaan untuk meningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap pembangunan, guna mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Pahala Mansury, Kementerian BUMN saat ini tengah melakukan transformasi secara menyeluruh melalui perubahan budaya kerja berlandaskan AKHLAK, disamping klasterisasi untuk lebih memfokuskan kinerja pengembangan bisnis secara terarah. Hal ini pun berimplikasi terhadap kinerja keuangan BUMN yang terus mengalami perbaikan, hingga mencapai kontribusi penerimaan negara sebesar Rp 1.198 Triliun dalam rentang waktu 2020 hingga kuartal III 2022.

"Selanjutnya adalah bagaimana kita menghadapi tantangan di tengah kondisi global melalui penguatan ketahanan pangan, ketahanan energi, health care, ketahanan digital hingga peningkatan inklusi keuangan disamping juga melakukan pengembangan infrastruktur," papar Pahala Mansury.

ADVERTISEMENT

Maka dari itu BUMN pun didorong tidak hanya sekadar menghasilkan laba secara signifikan, tapi juga melakukan transformasi dari sisi budaya kerja serta inovasi bisnis model, sekaligus mendorong pengembangan investasi di berbagai sektor. Upaya tersebut sangat penting dalam menghadapi tantangan global seperti halnya dekarbonisasi, dimana industri pupuk termasuk berkontribusi paling besar terhadap emisi. Sehingga inovasi model bisnis perlu dilakukan, seperti transisi energi melalui sumber EBT dan memproduksi jenis pupuk lain seperti nano fertilizer yang didukung pengembangan teknologi terbarukan.

"Kita berharap dengan perubahan bisnis model dan risk management, BUMN kedepan bisa memiliki neraca yang semakin kuat dan sehat guna membangun organisasi yang lebih baik," ujar Pahala.


(hal/ara)

Hide Ads