Kalangan pengusaha keramik yang tergabung dalam Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) mengeluhkan rencana pembatasan truk over dimension over loaded (ODOL) alias truk obesitas.
Menurut Asaki, kebijakan ini akan menaikkan harga keramik yang berujung pada kenaikan harga properti.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto dalam keterangan resminya, Rabu (14/12/2022).
"Pemberlakuan aturan ODOL akan menyebabkan kenaikan harga jual keramik minimal 20% karena ongkos angkut akan meningkat 240%. Dengan kondisi daya beli masyarakat yang turun saat ini sudah bisa dipastikan bahwa kenaikan harga tersebut tidak bisa diserap oleh pasar dan tentunya akan memicu kenaikan harga properti nasional, karena dampak ODOL juga dirasakan oleh industri semen, kaca, beton ringan dll," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, bila kebijakan ini diberlakukan, maka pengusaha dari semua sektor harus menyediakan 12.000 truk baru.
"Apakah hal tersebut bisa dipenuhi? Bukankah akan menambah kemacetan baru dan tingkat polusi?" tanyanya.
Dia pun berharap, pemerintah bisa mempertimbangkan hal ini. Secara khusus dia meminta kebijakan ini ditungga hingga 2025.
Kami meminta penundaan pelaksanaan ODOL di awal thn 2023 ke thn 2025," ujarnya.
Selain itu, Asaki juga meminta pemerintah memastikan pasokan gas industri. Mengingat, katanya, sejak Oktober, pasokan gas di Jawa Bagian Barat dibatasi pemakaiannya 85% dari kebutuhan.
Dia memaparkan, kinerja industri keramik nasional pada 2022 terbilang cukup baik. Kapasitas produksi mencapai 79% dari target 80%. Angka tersebut merupakan capaian tertinggi sejak 2014.
"Perbaikan daya saing industri juga tercermin dari kinerja ekspor tahun 2022 yang meningkat 3% di tengah resesi ekonomi global dan angka impor untuk pertama kali sejak tahun 2013 mengalami penurunan kurang lebih sekitar," tuturnya.
Pekan lalu, Indonesia menjadi tuan rumah World Ceramic Tiles Forum yang ke 29 pada tanggal 11-13 Desember di Bali. Pertemuan tahunan ini dihadiri oleh 12 negara Produsen Keramik Utama di dunia yang mewakili lebih dari 90% dari total kapasitas produksi dunia.
(kil/zlf)