Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) pada pertemuan KTT G20 lalu berkomitmen untuk memberikan dana hibah dan pinjaman US$ 600 miliar untuk negara berkembang dan miskin. Adapun dana tersebut untuk membangun pengembangan infrastruktur.
Dalam PGII juga terdapat kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP) guna pengurangan emisi gas buang. Melalui kerja sama ini ditargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca bisa berkurang 300 mega ton di tahun 2030 dan lebih dari 2 giga ton pada 2060. Adapun komitmen anggota G7 yakni untuk skema JETP sebesar US$ 20 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah saat ini sedang berupaya untuk merealisasikan perjanjian kerja sama tersebut. Hal tersebut diungkapkan saat melakukan pertemuan bilateral dengan Komisioner Uni Eropa Jutta Urpilainen.
"Pemerintah Indonesia saat ini dalam tahap persiapan untuk implementasi kesepakatan JETP dengan pemangku kepentingan terkait, antara lain melalui pembentukan struktur kelembagaan internal," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (14/12/2022).
Ia mengatakan Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatan energi terbarukan. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah sungai yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber energi terbarukan.
"Indonesia memiliki banyak sungai yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbarukan berbasis hydro, sebagai contoh potensi besar di Sungai Kayan di Kalimantan Utara dan Sungai Mamberamo di Papua yang membutuhkan dukungan kerja sama dalam pengembangan infrastruktur," jelasnya.
Menurutnya, potensi yang dimiliki Indonesia bukan hanya sebatas untuk memproduksi energi terbarukan saja. Namun Indonesia juga memiliki potensi yang besar dalam bidang ekonomi digital.
"Potensi untuk investasi di bidang ekonomi digital, dengan telah disediakannya beberapa Kawasan Ekonomi Khusus untuk pengembangan ekonomi digital, khususnya di Batam yang akan bisa didorong untuk menjadi pusat bagi kawasan regional ASEAN," katanya.
Sementara itu, Jutta Urpilainen mengatakan saat ini Uni Eropa sedang mobilisasi proyek peta jalan investasi terkait konektivitas skala global bertajuk Global Gateway. Dana yang akan dimobilisasi dan disiapkan untuk kawasan sebanyak 10 miliar Euro.
Selain itu, Uni Eropa tengah mempersiapkan skema pendanaan kerja sama dengan negara anggota Uni Eropa dan institusi pendanaan seperti European Investment Bank (EIB) yang belum lama ini telah membuka kantor perwakilannya di Jakarta.
"Uni Eropa akan memobilisasi dana sebesar 300 miliar Euro dalam rangka mempersempit kesenjangan investasi dalam pembangunan infrastruktur global di beberapa kawasan seperti Afrika, Amerika Latin dan Asia Tengah. Uni Eropa juga siap bekerjasama untuk sejumlah proyek dengan negara kawasan ASEAN, tidak terkecuali Indonesia terutama pada isu perubahan iklim dan transisi energi hijau (energi terbarukan)," tutupnya.
(fhs/hns)