Badai PHK Melanda RI, Bagaimana Kondisi Industri Media Televisi?

Badai PHK Melanda RI, Bagaimana Kondisi Industri Media Televisi?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 14 Des 2022 22:41 WIB
Aturan Pesangon PHK di Omnibus Law Cipta Kerja
Foto: Ilustrasi PHK (Mindra Purnomo/tim infografis detikcom)
Jakarta -

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) tengah melanda Indonesia. Kondisi ini seiring kabar ancaman resesi global pada 2023.

Bagaimana nasib industri media televisi di tengah badai PHK ini?

Menurut Direktur Keuangan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) Jastiro Abi, melakukan efisiensi merupakan sesuatu yang natural sebagai upaya menekan pengeluaran. Efisiensi ini dalam artian langkah PHK tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melakukan efisiensi kan itu natural lah, semua perusahaan melakukan efisiensi dan melakukan penurunan cost supaya kita bisa meningkatkan profitabilitas," ujar Abi, di Gedung The Convergence Indonesia, Rasunan Said, Rabu (13/12/2022).

Sementara untuk VIA, sejauh ini belum mengambil langkah serupa. Abi mengatakan, pihaknya akan berfokus dalam melihat pertumbuhan perusahaan dari waktu ke waktu, serta menyesuaikan kebutuham perusahaan di waktu tersebut.

ADVERTISEMENT

"Jadi dari situ kita akan melihat dari waktu ke waktu apa yang dibutuhkan dari perusahaan. Jadi kita kan nggak bisa proyeksi 3 tahun ke depan, 2 tahun, kita kan setiap bulan kita review. Apa performance kita bisa mencapai target," katanya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Perlu diketahui, VIVA sendiri mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun. Dengan besaran beban yang ditanggung perusahaan yang lebih besar dari pendapatannya, akhirnya VIVA mencatatkan total rugi hingga Rp 1.095,2 miliar.

Kendati demikian, Abi mengatakan, pihaknya akan terus memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Yang mana, salah satu fokus perusahaan di 2023 mendatang ialah akan berfokus dalam penyelesaian utang.

"Di level VIVA untuk membayar utang, kita bayar utang dengan cara jual saham yaitu private placement ke strategic investor 39%. Jadi dari itu VIVA akan bebas utang dan hilang utangnya dari situ," katanya, dalam sesi Public Expose VIVA.

Abi mengatakan, pihaknya akan berfokus terlebih dulu pada utang milik perusahaan-perusahaan anaknya. Yang mana, salah satu yang sudah berjalan ialah penyelesaian utang ANTV, bagian dari anak usahanya PT Intermedia Capital Tbk (MDIA).

"Di level ANTV, MDIA, itu ada sekitar US$ 112-113 juta dolar. Itu sekitar Rp 1,6 triliun. Sekarang tinggal Rp 960 miliar. Sesudah itu diharapkan performance juga membaik, dari situ baru kita masuk ke level holding," kata Abi.


Hide Ads