Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja. Ia menjelaskan ada 4 faktor yang membuat hal ini terjadi.
Pertama diawali perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China pada 2017. Belum usai perang dagang tersebut, muncul lagi penyebab yang kedua, yaitu pandemi COVID-19.
"Pertama perang dagang AS - China dari 2017. Di 2019 perang dagang belum selesai, muncul pandemi COVID-19," katanya dalam orasi ilmiah di UPN Veteran Yogyakarta, dikutip dari laman YouTube Kementian Investasi/BKPM, Kamis (15/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut tidak ada satu pun negara yang meramalkan pandemi COVID-19. Hampir semua negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif, termasuk Indonesia
Masalah COVID-19 belum pulih sepenuhnya, muncul lagi permasalahan lain, yaitu pecahnya perang Rusia-Ukraina. Hampir semua negara mengalami dampak krisis akibat ini, hingga antre menjadi pasien IMF.
"16 negara menjadi pasien IMF, dan 28 negara antre menjadi pasien IMF," ungkapnya.
Ia mencontohkan ekonomi Inggris yang harus terseok meskipun masuk kategori negara kuat. Menurutnya tidak ada yang menduga hal tersebut, ekonomi Inggris tertekan, dan mata uangnya sempat kalah dari dolar AS.
Menurut Bahlil salah satu penyebabnya adalah salah mengambil kebijakan, saat Liz Truss masih menjabat sebagai Perdana Menteri. Pajak dipangkas dengan harapan memberi subsidi bagi buruh. Langkah tersebut justru direspons negatif oleh pasar keuangan.
"Pergantian kepemimpinan di Inggris tidak mutlak membawa pertumbuhan ekonominya baik, ini jadi tantangan besar kita," tuturnya.
Lalu faktor yang keempat adalah ketegangan politik antara China dan Taiwan. Bahlil mengatakan, Indonesia cukup beruntung karena ekonominya masih di kisaran 5,72%, dan inflasi di 5,7%.
Di 2023 ekonomi Indonesia juga bisa baik-baik saja dengan satu catatan.
"Ekonomi 2023 Indonesia akan baik. Syaratnya satu, stabilitas. Hati-hati masuk tahun politik. Kalau tidak dijaga, baha bangsa kita. Kita sering ditanya, bagaimana ekonomi ke depan? Ekonomi akan baik kalau stabilitas politik dan hukum bisa dijaga," pungkasnya.
(zlf/zlf)