Kok Impor Beras Ratusan Ribu Ton, Katanya Surplus? Ini Penjelasan Zulhas

Kok Impor Beras Ratusan Ribu Ton, Katanya Surplus? Ini Penjelasan Zulhas

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 17 Des 2022 11:58 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menghadiri Peluncuran Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasia Economic Union (EAEU).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas)Foto: Dok. Kemendag
Jakarta -

Pemerintah akhirnya memasok beras dari Vietnam hingga Thailand setelah 3 tahun puasa impor. Impor beras ini dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP).

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menjelaskan sebelum diputuskan impor beras untuk CBP, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi stok tersebut. Awalnya, pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk membeli beras petani dengan harga berapapun.

"Stoknya Bulog berkurang banyak, mesti cari kalau nggak, terganggu tidak terkendali. Kita ratas segera beli harga di berapapun di atas Rp 6.000 tetapi gabahnya sudah nggak ada, memang nggak musim panen. Memang nggak musim panen, kalau beras terakhir Rp 10.200 dibeli dicari nggak ada," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan) stok beras tahun ini surplus. Anehnya, Kementan malah tidak bisa memasok CBP dalam 18 hari ke Perum Bulog

"Stok Bulognya tambah tipis tentu akan menjadi isu bagi pedagang-pedagang harga bisa tak terkendali, kita tidak mau beras ini sebagai makanan pokok kita. Selama 6 hari kita cari, 6 hari lagi kita cari, nggak dapat, tambah lagi 6 hari ke mana mana lagi nggak dapat," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Alhasil diputuskan untuk menambah cadangan Bulog sebanyak 500 ribu ton dari impor. Izin itu merupakan hasil rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Diputuskan untuk menambah cadangan Bulog sebanyak 500 ribu ton," terangnya.

Zulhas menegaskan sebenarnya sebenarnya pemerintah tidak ingin melakukan impor, jika pasokan di dalam negeri mencukupi. Izin impor ditandatangani Zulhas sebanyak 500 ribu ton. Tetapi yang akan datang bulan ini baru sebanyak 200 ribut ton.

"Kita impor baru datang ini 200 ribu. Jadi biar tidak simpang siur tidak ada yang mau impor, itu tidak ada. Presiden, Pak Bulog, Saya, Pak Arief tidak ada kita yang ingin kalau kita produksinya cukup. Buat apa impor kalau berasnya ada," jelasnya.

Sebelumnya Zulhas juga pernah bercerita dia ditugaskan Jokowi mendampingi Menteri Pertanian mencari beras untuk CBP. Namun, saat diberi waktu selama 18 hari, pasokan beras tidak juga dapat.

"Saya diminta mendampingi Mentan membeli beras itu, 6 hari kerja belum dapat, ditambah lagi 6 hari kerja belum dapat, ditambah lagi 6 hari kerja belum dapat. Stok kita lama-lama menipis," kata Zulhas saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Rabu (7/12/2022).

Zulhas mengatakan, sebenarnya dirinya sempat menolak adanya wacana impor beras. Karena informasi yang dia dapat dari Kementan, beras di dalam negeri ada berlebih atau surplus. Pasokan tersebut dipertanyakan dalam rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Impor beras itu, menurut data Kementan beras stok kita 7 juta. Oleh karena itu rapat dua kali saya menolak impor beras karena datanya surplus," ungkapnya.

"Kemudian kita ratas dipimpin pak Presiden 'kalau begitu mana berasnya?' agar dibeli, stok Bulog bisa ditambah. Karena stok beras operasi pasar terus stoknya sedikit lagi. Karena stok itu harus 1,2 juta ton," lanjut Zulhas.

Hingga akhirnya Kementan diberikan waktu lebih dari 6 hari, tetapi pasokan itu belum didapatkan. Oleh sebab itu di putuskanlah izin impor beras berdasarkan hasil rapat terbatas (Ratas) dengan Jokowi.

"Ratas memutuskan bidang pangan ada Bapanas, dipimpin Menko, dan bapak Presiden diputuskan kita harus menambah cadangan Bulog, tetapi dibeli di luar negeri," tutur Zulhas.

Pasokan CBP terus menurut di halaman selanjutnya. Langsung klik

Pada bulan akhir November 2022 saja jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) tercatat sudah di bawah 500 ribu ton. Tepatnya sebanyak 426 ribu ton.

Padahal Perum Bulog ditugaskan pemerintah untuk memiliki pasokan CBP sebanyak 1,2 juta ton atau minimal 1 juta ton per tahun. Tetapi pada menuju akhir tahun itu, jumlahnya sudah di bawah 500 ribu ton.

Saat itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan situasi tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan CBP semakin menipis. Kondisi tersebut akan sangat bahaya untuk Indonesia.

"Apa yang terjadi men-top up 1,2 juta ton, demikian bapak ibu semua, bisa jadi kalau kondisi seperti hari ini stok kita akan menurun 342 ribu ton, bagi kami sebagian Badan Pangan Nasional sangat bahaya," tegasnya, di rapat dengan Komisi IV DPR RI dan Kementan, Rabu (23/11/2022).

Karena tidak banyak mendapatkan pasokan beras dari petani, CBP pun semakin menurun pada awal Januari 2022.

Bulan berikutnya, Arief mengungkap stok beras yang ada di gudang Perum Bulog tersisa 494,2 ribu ton. Angka itu terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 295,3 ribu ton dan beras komersil 198,8 ribu ton.

"Stok CBP itu tinggal 295 ribu ton ini adalah CBP di luar komersil dari Bulog. Kemudian kemarin kita sepakat mendorong stok komersial Bulog. Pak Buwas dan tim sudah top up 198 ribu ton, komposisinya 40% sehingga stabilisasi 295 ribu ton," ungkap Arief, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Rabu (7/12/2022).


Hide Ads