2023 Akan Lebih Berat Bagi Orang yang Punya Utang

Tahun 2023 yang secara ekonomi dinarasikan gelap oleh pemerintah akan datang dalam hitungan hari. Walaupun banyak pengamat melihat pertumbuhan ekonomi ke arah positif menjadi antitesisnya, namun masyarakat tetap perlu berhati-hati terhadap ancaman ini khususnya bagi mereka yang masih hidup terlilit utang.

Kondisi yang tidak menentu ditambah dengan angka keuangan minus membuat beban finansial seseorang akan terasa lebih berat. Dengan demikian, para pemilik utang atau debitur harus segera menghapus utang mereka agar lebih lama bertahan di masa resesi.

Pakar perencana Keuangan Safir Senduk dalam acara d'Mentor detikcom berjudul "Jurus Tepis Miskin di Tahun 2023" mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki utang harus fokus melunasi utangnya dulu. Sebab, bunga yang mengikuti utang tersebut menjadikan beban semakinberat bila tidak segera diselesaikan.

"Kalau punya utang, fokus lunasi dulu, karena ada bunga yang juga harus dibayar. Nah kalau sudah lunas utangnya barulah bisa investasi," kata Safir.

Safir mengungkapkan ada cara jitu dalam melunasi utang, yaitu memiliki income. Dengan pendapatan yang stabil, seseorang dapat mengukur kemampuannya dalam membayar utang sehingga utang yang dimiliki tidak semakin besar oleh bunga yang terus bertambah. Ia pun mengatakan bahwa jurus gali lubang tutup lubang bisa dilakukan, namun dengan kondisi tertentu.

"Bisa. Tapi tidak menyelesaikan masalah. Kalau punya utang, intinya adalah punya income," jelasnya.

Urgensi untuk membayar utang dengan cepat sangat ditekankan oleh Safir Senduk. Ia pun menghalalkan debitur untuk menjual asetnya bila perlu. Kemudian, orang tersebut perlu menilai Kembali alasan mengapa utang tersebut timbul. Safir menilai bahwa utang masih bisa dimaklumi jika digunakan untuk membuat usaha dari pada utang untuk memenuhi keinginan yang seharusnya bisa dikelola.