Impulsive buyer harus berhati-hati. Sebab, tahun 2023 bukan masanya untuk mengeluarkan uang tanpa perencanaan. Tahun ini merupakan masa yang tepat bagi seseorang untuk melihat serta memilah Kembali barang-barang yang dibutuhkan dengan yang diinginkan.
Terkait hal ini, pakar perencana keuangan Safir Senduk mengungkapkan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia merupakan orang-orang yang hobi membeli. Dengan demikian, banyak uang keluar akibat konsumsi yang terus meningkat seiring pertambahan penghasilan seseorang.
"katakanlah kita mulai kerja umur 20-an. Bulan-bulan pertama kita kerja, kita traktir orang tua kita. Kemudian muncul pesan sponsor 'nak itu sofa rusak diganti lah, TV juga'. Kemudian kita upgrade lah. Umur 23-24 kita mulai makmur dengan pekerjaan kita, kita mulai beli kendaraan, tuntutan social lah segala macam," ungkap Safir dalam d'Mentor detikcom Kamis, 15 Desember 2022.
Safir mengungkapkan, untuk memerangi hal ini, hal yang penting dilakukan adalah mengetahui alasan mengapa seseorang masih membutuhkan validasi. Menurutnya, beberapa hal yang membuat seseorang masih perlu memperoleh pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Secara umum, tuntutan peran, profesi, serta kondisi lingkungan.
Lebih lanjut Safir mengatakan bahwa kebutuhan seseorang untuk memperoleh pengakuan menjadi ciri bahwa orang tersebut belum melek investasi. Menurutnya, seseorang yang terbuka dengan wawasan investasi, orang tersebut akan lebih memilih menggunakan uangnya untuk barang-barang investasi dari pada mengejar merk dan memperbarui gadget.
"Kalau orang tidak fokus di investasi, biasanya dia akan butuh validasi dengan membeli barang-barang. Kalau kita melihat ada orang yang flexing dengan barang-barang segala macam, sudah jelas dia tidak punya investasi. Karena kalau orang itu punya investasi dia nggak punya waktu untuk flexing," kata Safir.
(vys/vys)