Pandemi COVID-19 di RI Berakhir Tahun Depan?

Pandemi COVID-19 di RI Berakhir Tahun Depan?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 21 Des 2022 07:45 WIB
WHO menyatakan virus corona COVID-19 sebagai pandemi. Pasalnya virus corona telah menyebar ke ratusan negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Sudah hampir tiga tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Sejak 2020 virus mematikan tersebut telah menghantam sektor kesehatan dan juga ekonomi Indonesia.

Pemerintah sendiri percaya diri tahun ini bakal menjadi tahun terakhir pandemi COVID-19. Kepercayaan diri itu datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Mengenai pandemi karena ini tahun ketiga dan kita harapkan merupakan tahun terakhir untuk Indonesia dan dunia menghadapi pandemi meskipun dunia sedang terfokus pada situasi RRT yang melakukan pembukaan aktifitas dari masyarakatnya diikuti kasus dari pandemi COVID-19," tuturnya, dalam konferensi pers APBN KITA Desember 2022, Selasa (20/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani menyebut, kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia cukup terkendali. Hal itu seiring dengan tingkat vaksinasi yang disebut mengalami kenaikan.

Meski demikian, pemerintah sendiri mewaspadai peningkatan aktivitas pada akhir tahun 2022 ini. Sri Mulyani memprediksi akan ada 45 juta orang yang melakukan perjalanan atau traveling.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, dikutip dari detikhealth, Indonesia mencatat 1.297 kasus baru COVID-19 hari ini, Selasa (20/12/2022). Seiring itu, terdapat kasus sembuh sebanyak 2.781 dan 27 pasien COVID-19 meninggal dunia. Kasus aktif COVID-19 di RI kini ada sebanyak 25.727.

Hingga hari ini, RI mencatat total kasus COVID-19 terkonfirmasi sebanyak 6.711.703. Hari ini, terdapat 56.591 spesimen diperiksa dengan jumlah suspek pasien COVID-19 ada sebanyak 3.453.

KPCPEN Selesai Tahun Ini

Di kesempatan lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sendiri menyatakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) akan selesai pekerjaannya akhir tahun ini. Kemungkinan besar komite itu akan dibubarkan akhir tahun ini.

"KPCPEN itu akan selesai semuanya di akhir tahun ini," ungkap Airlangga Hartarto kepada wartawan di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan di hari yang sama.

Salah satu tugas KPCPEN sendiri adalah menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sejak tahun 2020, pemerintah sudah menyalurkan PEN hingga sebesar Rp 1.400 triliun lewat KPCPEN.

Di sisi lain, sampai mendekati akhir tahun pun realisasi dana PEN belum mencapai target 100%. Sampai awal Desember dana PEN 2022 baru tersalur sekitar 70% saja. Airlangga menilai hal ini wajar, pasalnya jumlah kasus COVID-19 pun makin berkurang.

"Ya itu semua karena penyakitnya kan sudah berkurang kan nggak ditambahin (program lain)," kata Airlangga.

Sisa dananya, Airlangga bilang akan dikembalikan ke kas negara. "Sisanya ditarik ke Kementerian Keuangan," lanjutnya.

Kementerian Keuangan sendiri mencatat realisasi dana PEN yang disalurkan KPCPEN sejak 1 Januari sampai 9 Desember 2022 ini totalnya hanya mencapai Rp 330,7 triliun. Posisi ini setara dengan 72,6% dari pagu awal ditetapkan sebesar Rp 455,62 triliun, masih jauh dari 100% dengan waktu yang tersisa di akhir tahun.

Pandemi Berakhir?
Soal status pandemi akan berakhir atau tidak, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan hal itu ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Hanya saja dia optimis soal penanganan pandemi, Indonesia menjadi negara paling maju saat ini.

"Kapan pandemi selesai? Ini sifatnya kan dunia, kita nggak bisa bilang pandemi selesai aja. Kita harus sama-sama dengan WHO, kita tunggu lah. Cuma informasinya kita masuk yang terdepan dalam status pandemi," ungkap Budi Gunadi yang juga ditemui di Hotel Fairmont.

Dia menjelaskan level pandemi di Indonesia sudah sangat rendah. Dia menjelaskan standar WHO bila jumlah kasus COVID-19 di bawah 20 kasus per 100 ribu penduduk per minggu masuk ke dalam level 1.

Kemudian, bila pasien masuk rumah sakit 5 orang per 100 ribu per minggu dan bila angka korban meninggal ada 1 per 100 ribu per minggu juga masuk ke level 1. Nah di Indonesia, kata Budi Gunadi, berada di bawah batasan-batasan tersebut.

"Kalau di bawah tresshold itu masuk level 1. Sampai sekarang Indonesia masih di level 1. Hampir 12 bulan," ujar Budi Gunadi.



Simak Video "Video: Pendapatan Nike Merosot Tajam, Terburuk Sejak Pandemi"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads