Ekonomi Inggris kembali terkontraksi di kuartal III tahun 2022. Tercatat ekonomi Inggris minus 0,3% selama Juli hingga September 2022.
Angka ini baru saja diumumkan oleh Kantor Statistik Nasional (Office for National Statistics/ONS). Diperkirakan investasi bisnis yang berkinerja lebih buruk dari yang diperkirakan jadi biang keroknya.
Dilansir dari BBC, Jumat (23/12/2022), Inggris diperkirakan akan jatuh ke dalam resesi dalam tiga bulan terakhir tahun ini, pasalnya lonjakan harga-harga kebutuhan pokok telah memukul pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Perlu diketahui, suatu negara dianggap berada dalam resesi jika ekonominya menyusut selama dua kuartal berturut-turut. Dalam hal ini, apabila ekonomi Inggris kembali terkontraksi di kuartal IV maka negara itu resmi resesi.
Sebagai informasi, sepanjang tahun ini pertumbuhan ekonomi memang terus melemah setiap kuartal, namun baru kuartal III ekonomi Inggris terkontraksi alias pertumbuhannya minus. Di kuartal I pertumbuhan ekonomi tercatat berada di 0,6%, kemudian di kuartal II melemah menjadi hanya 0,1%.
Saat kondisi resesi, biasanya perusahaan menghasilkan lebih sedikit uang, pemotongan gaji terjadi di mana-mana, dan pengangguran meningkat. Hal ini akan membuat pemerintah memiliki lebih sedikit uang pajak untuk digunakan pada layanan publik.
Darren Morgan, direktur statistik ekonomi di ONS, menyatakan kinerja ekonomi Inggris memang jauh lebih buruk daripada tahun lalu bila melihat angka pertumbuhan ekonomi.
"Angka kami menunjukkan kinerja ekonomi sedikit kurang baik sejak tahun lalu daripada yang kami perkirakan sebelumnya. Kinerja manufaktur juga lebih lemah," kata Morgan.
Dia menambahkan bahwa pendapatan rumah tangga pun terus mengalami penurunan. Biang keroknya adalah tingginya inflasi di tengah masyarakat.
ONS mencatat produk domestik bruto (PDB) saat ini diperkirakan telah berada 0,8% di bawah sebelum pandemi melanda.
Perekonomian telah terpukul karena melonjaknya harga energi dan makanan yang mendorong tingkat inflasi ke level tertinggi dalam 40 tahun. Hal ini membuat konsumen menghabiskan lebih sedikit uang dan sektor usaha memangkas investasi.
(hal/das)