Tahun Baru Kelam di AS: Bonus Akhir Tahun Nggak Cair, Resesi Mengintai

ADVERTISEMENT

Tahun Baru Kelam di AS: Bonus Akhir Tahun Nggak Cair, Resesi Mengintai

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 23 Des 2022 08:10 WIB
TALLADEGA, AL - MAY 05:  A giant American Flag waves above the track during the NASCAR Sprint Cup Series Aarons 499 at Talladega Superspeedway on May 5, 2013 in Talladega, Alabama.  (Photo by Tom Pennington/Getty Images)
Foto: Tom Pennington/Getty Images
Jakarta -

Ketidakpastian ekonomi membuat musim liburan tahun baru kali ini menjadi kelam. Bila tahun lalu bonus berlimpah, tahun ini akan lebih banyak perusahaan yang menahan bonus akhir tahunnya bagi karyawan.

Dilansir dari CNN, Jumat (23/12/2022), menurut data survei yang dirilis oleh Challenger, Gray & Christmas memperlihatkan bonus akhir tahun ini di Amerika Serikat tidak akan mengalami banyak kenaikan.

Lebih dari 81% dari 252 pemberi kerja mengatakan mereka berencana untuk menyamakan nilai bonus liburan pada tingkat yang sama tahun lalu.

Yang jadi masalah, survey menunjukkan akan semakin banyak perusahaan yang tidak akan mencairkan bonus akhir tahunnya kepada karyawan sama sekali. Survey menunjukkan 27% perusahaan mengatakan tidak akan memberikan bonus, jumlahnya naik dari 23% pada tahun 2021.

"Perusahaan lebih khawatir tentang resesi ekonomi atau pelambatan yang akan terjadi di sekitar kuartal berikutnya, dan Anda mulai melihat hal itu muncul di beberapa indikator ini," kata Andrew Challenger, wakil presiden senior Challenger, Gray & Christmas.

Kondisi ekonomi Amerika sendiri memang sedang dihantui krisis, harga-harga bahan pokok terus meroket di Amerika Serikat. Inflasi yang tinggi pun sudah direspons dengan ekstrim oleh Bank Sentral The Federal Reserve (The Fed).

The Fed melakukan rentetan kenaikan suku bunga yang luar biasa. Nah, upaya untuk menurunkan inflasi telah menimbulkan kekhawatiran bahwa periode resesi mungkin akan terjadi.

"Rasanya kecil kemungkinan tahun depan akan sebagus tahun ini, hanya karena tahun ini, masih sangat bagus," kata Challenger.

Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang PHK juga mulai terjadi di Negeri Paman Sam. Mulai dari industri teknologi, media, hingga real estate.

Namun secara keseluruhan, pasar tenaga kerja masih tetap sangat kuat menurut standar historis. Ada jauh lebih banyak posisi yang tersedia.

"Kami telah berada di pasar tenaga kerja paling ketat dalam sejarah Amerika modern dengan tingkat PHK terendah, kenaikan upah tertinggi, jumlah lowongan pekerjaan tertinggi, jumlah pekerjaan berhenti tertinggi," kata Challenger.

(hal/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT