Ada Bayangan Resesi Global Tahun Depan, Bagaimana Prospek Ekonomi RI?

ADVERTISEMENT

Ada Bayangan Resesi Global Tahun Depan, Bagaimana Prospek Ekonomi RI?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 22 Des 2022 19:45 WIB
Pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 masih memiliki tantangan besar. COVID-19 masih menjadi faktor ketidakpastian alias hantu pemulihan ekonomi.
Ilustrasi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Kondisi ekonomi global tahun depan diprediksi masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Pemerintah berupaya ekstra terus menggenjot pemulihan ekonomi setelah pandemi dan di tengah ketidakpastian global.

Bank Indonesia (BI) menyebutkan pertumbuhan ekonomi global 2023 masih melambat sebagaimana prakiraan, dengan risiko resesi yang tinggi di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Perlambatan ekonomi global tersebut dipengaruhi oleh fragmentasi ekonomi, perdagangan dan investasi akibat ketegangan politik yang berlanjut serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif di negara maju.

Bank sentral memprakirakan ekonomi dunia tumbuh 3% pada 2022 dan turun menjadi 2,6% pada 2023. Sementara itu, tekanan inflasi masih tinggi, meskipun mulai melandai, dipengaruhi berlanjutnya gangguan rantai pasokan dan ketatnya pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari mengungkapkan jika perekonomian nasional tahun depan tak akan semoncer tahun ini.

"Pertumbuhannya agak berkurang, tapi tetap di atas 5%," kata dia, Kamis (22/12/2022). Dari data asumsi makro dalam APBN 2023, Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,3% secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini sedikit lebih besar dibandingkan target tahun ini yang hanya 5,2% yoy.

Menurut dia, saat ini usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Dia menjelaskan pada krisis 1998, pelaku UMKM menjadi juru selamat ekonomi nasional dengan menjaga roda perekonomian tetap bergerak.

Memang, saat pandemi melanda, sektor UMKM sangat terdampak. Untuk bertahan saja, pelaku UMKM harus 'berdarah-darah' karena pembatasan mobilitas massa dan berbagai kebijakan Pemerintah lainnya dalam upaya menangani COVID-19.

Memasuki tahun politik di 2023. Berlanjut ke halaman berikutnya.



Simak Video "Jokowi: IMF Bilang, RI Jadi Titik Terang di Tengah Dunia yang Gelap"
[Gambas:Video 20detik]

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT