Kini pengamen sudah naik kelas. Mereka tak lagi hanya bermodalkan gitar bolong atau ukulele. Kini penghibur jalanan itu sudah bermodal sound system bahkan set angklung.
Pendapatannya juga nggak main-main. Dalam sehari, pengamen ini bisa mengantongi setengah juta yang kemudian dibagi-bagikan ke anggota kelompok mereka.
Ketua dari kelompok pengamen angklung Sandi bercerita, biasanya berangkat untuk mengamen dari pukul 07.00 WIB. Dengan memikul satu set angklung seberat 10 kilogram (kg), Sandi dan kelompoknya cuaca mendukung dan bisa mendapatkan banyak rezeki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena jika hujan seharian, mereka bisa amsyong, tak dapat uang. Berbeda bila cuaca cerah dan jalanan ramai, rata-rata penghasilan sehari itu bisa lebih dari Rp 500 ribu.
Pendapatan itu merupakan perkiraan, karena dalam satu kelompok pengamen angklung terdiri dari lima orang. Sandi mengatakan biasanya bisa meraup pendapatan Rp 100 ribu per orangnya.
"Seharian ya masing-masing bisa dapat Rp 100 ribu per orang seharian. Kalau uang rokok atau minum ya dari hasil ini (ngamen) juga," tuturnya.
Sandi dan kelompok angklungnya tidak hanya bertahan atau mengamen di TPU Tanah Kusir saja. Hanya di pagi hari saja dia mengamen di kawasan tersebut. Setelah makan siang, dia dan kelompoknya akan berpindah mengamen di kawasan Cinere.
Menurut Sandi ongkos untuk menyewa angkutan kota (angkot) itu yang lumayan besar. Karena harga bahan bakar minyak (BBM) naik, ongkos sewa angkot juga menjadi naik. Biasanya Sandi mengeluarkan uang Rp 130.000 satu kali jalan, tetapi sekarang menjadi Rp 150.000.
"Tetapi kalau di Cinere nggak macet ya saya keliling. Tetapi ya biasanya cari tempat yang macet," tuturnya.
Selama mengamen, tak jarang juga banyak orang yang memberikan uang tip lebih. Sandi mengatakan paling besar ada orang yang memberikan tip sebesar Rp 150.000, biasanya dengan request lagu untuk mengusir kepenatan saat macet di jalan.
"Paling besar ya Rp 100.000 atau Rp 150.000 biasanya ibu-ibu minta dibawakan lagi apa. Kadang ada yang ngasih makan juga, kalau artis lewat atau dewan-dewan gitu, Desi Ratnasari juga pernah lewat kasih uang ke kita," terangnya.
Selain mengamen di jalanan, kelompok pengamen angklung Bina Remaja juga sering kali diminta tampil di sejumlah acara. Sandi mengatakan acara tersebut biasanya Agustusan, perayaan ulang tahun, atau sesekali pernikahan. Tarif yang dipatok untuk tampil di acara biasanya Rp 700.000 per jam.
"Kita pasang Rp 700.000 per jam, biasanya ramai kalau Agustusan gitu ramai, hajatan ada tapi jarang, biasanya ya main 2 jam. Itu kan untuk transport dan juga rokok anak-anak juga," ungkapnya.
Selain itu, pengamen ini juga bisa ditemui di lampu merah Mampang, Jakarta Selatan. Pengamen bernama Novan tidak seperti pengamen pada umumnya berkeliling menggendong gitar, tetapi Novan menggunakan sound system serta mic . Jadi dia hanya duduk di pinggir jalan sembari bernyanyi beberapa lagu. Tidak sendiri, dia mengamen dengan istrinya. Tugas istrinya adalah berkeliling meminta tip dari pengguna jalan.
Saat ditemui detikcom, Novan mengatakan bahwa sehari juga sering mendapatkan Rp 100.000 per hari.
"Sehari bisa mendapatkan Rp 80.000 sampai 100.000 per orang. Saya kan sama istri ya, masing-masing dapat juga. Rata-rata di sini (pengamen) semua dapat segitu," ucapnya.
(ada/zlf)