Fenomena 'pengamen niat' bisa jadi mulai marak dijumpai. Mereka adalah pengamen yang beraksi dengan niat. Menggunakan peralatan yang lebih lengkap, kadang menggunakan seragam, bahkan ada yang cukup niat sampai menggunakan pengeras suara agar musik dan lagunya bisa didengar lebih luas.
detikcom berkeliling Jakarta dan sekitarnya untuk berburu para kelompok 'pengamen niat' ini. Salah satunya bisa dijumpai di lampu merah Mampang, Jakarta Selatan, tepatnya persis di depan restoran cepat saji KFC. Ada dua pengamen yang menggunakan peralatan yang niat, menggunakan gitar, sound system, mic dan alat musik jimbe.
Fenomena ini bisa dibilang jadi sesuatu yang baru dalam sejarah aksi pengamen jalanan di tanah air. Sayang, tak banyak yang tahu cerita latar belakang mereka hingga turun ke jalan dengan peralatan lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pengamen di sana bernama Novan mengatakan, dahulu sebenarnya dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta sebagai cleaning service. Namun, saat pandemi melanda dia terpaksa terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) tepat pada 2020 lalu.
"Sebenarnya dulu saya OB di perusahaan swasta di Jakarta. Tetapi kan nggak lanjut ya kena PHK kemarin Corona itu 2020 itu saya di-PHK. Lalu ada teman mengamen, yaudah dari pada nggak ada kerjaan, untuk makan istri dan anak, saya mengamen," ungkapanya saat ditemui detikcom.
Setelah beberapa waktu tidak juga mendapatkan pekerjaan baru, Novan mengikuti jejak temannya yang juga sebagai pengamen. Awalnya, dia mengamen hanya bermodal gitar dan suaranya saja di lampu merah.
Namun, sering kali aksinya itu mendapatkan teguran dan kejar-kejaran dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Bahkan hal itu diakui sering dialaminya.
Suatu hari, ia mendapatkan inspirasi untuk menggunakan sound system hingga peralatan musik lainnya. Inspirasi itu didapat dari beberapa pemusik di daerah lainnya. Untuk itu, beberapa pengamen bersama Novan melakukan urunan uang untuk membeli satu set sound system.
Berapa modal yang mereka keluarkan untuk membeli peralatan? Buka halaman selanjutnya.
"Satu set sound ini Rp 4 juta, sudah sama mic. Kami waktu itu patungan beberapa pengamen," ujar Novan.
Setelah memiliki alat-alat yang cukup niat untuk mengamen, Novan mengatakan pengaduan ke Satpol PP masih sering terjadi. Walaupun tidak sesering dulu. Novan mengatakan usahanya ini juga menjadi pilihan hidup demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dengan modal peralatan itu, apakah pendapatan mengamen cukup untuk menutup biaya hidup?
Novan dan keluarganya tinggal di daerah Mampang, ia mengontrak yang sebulannya Rp 500.000. Menurut Novan pemasukan dari mengamen dengan istrinya cukup memenuhi kebutuhan makan dan menabung untuk membayar kontrakan.
"Mau nggak mau dicukup-cukupin, tiap hari nabungnya untuk bayar kontrakan aja, belum bisa nambung yang lain. Yang penting bisa makan tiap hari buat anak dan istri," ujarnya.
Ia sendiri mengamen dengan istrinya, jadi keduanya bisa mengumpulkan Rp 200.000 per hari. Karena masing-masing bisa dibagi dan mendapatkan Rp 100.000 per orang.
"Sehari bisa mendapatkan Rp 80.000 sampai 100.000 per orang. Saya kan sama istri ya, masing-masing dapat juga. Rata-rata di sini (pengamen) semua dapat segitu," ujarnya.