Jakarta -
Low Tuck Kwong berhasil menggeser posisi Budi Hartono dan Michael Hartono dalam daftar orang terkaya. Dalam data Real-Time Billionaires List Forbes, Low Tuck Kwong tercatat memiliki kekayaan US$ 25,5 miliar atau Rp 397,80 triliun (kurs RP 15.600), di atas posisi Budi dan Michael yang masing-masing Rp 347,88 triliun dan Rp 335,40 triliun.
Bicara mengenai orang-orang tersebut tak lengkap jika membicarakan bisnisnya. Berikut ringkasannya:
Low Tuck Kwong
Dikutip dari Forbes, Senin (26/12/2022), Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara. Pria kelahiran Singapura ini merupakan pendiri Bayan Resources yakni perusahaan tambang Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia juga mengendalikan perusahaan yang bergerak di bidang energi baru terbarukan Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal Manhattan Resources. Low Tuck Kwong memiliki peran di The Farrer Park Company, Samindo Resources dan Voksel Electric.
Tak cuma itu, ia juga terlibat di SEAX Global yang membangun sistem kabel bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia dan Malaysia.
Sementara, dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Low Tuck Kwong tercatat sebagai Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk. Kemudian, ia menggenggam 2,03 miliar saham atau 60,93%. Kemudian, Bayan Resources memiliki 29 anak usaha yang kebanyakan bergerak di sektor pertambangan batu bara.
Pada kuartal III-2022, Bayan Resources membukukan laba US$ 1,62 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 650,32 juta.
Hartono bersaudara di halaman berikutnya.
Budi & Michael Hartono
Sementara, bisnis Budi dan Michael Hartono cenderung memiliki sektor yang beragam. Dalam catatan detikcom, bisnis yang paling dikenal orang adalah rokok melalui PT Djarum. Bisnis ini dimulai dari sang ayah, Oei Wie Gwan yang mengakuisisi perusahaan rokok Indonesia yang bangkrut pada 1951 lalu dinamai Djarum.
Kemudian, di perbankan dua bersaudara ini menggenggam saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Budi dan Michael juga ada di bisnis elektronik melalui PT Hartono Istana Teknologi atau yang akrab dengan sebutan Polytron. Adapun Polytron perusahaan yang fokus memproduksi televisi, AC, telepon seluler, hingga kulkas.
Selanjutnya, bisnis Hartono bersaudara juga ada di sektor properti. Grup Djarum diketahui memiliki sejumlah properti prestisius, mulai dari Menara BCA, Grand Indonesia, Hotel Indonesia Kempinski, dan Kempinski Residence. Tak hanya itu, proyek properti lain dengan kelas menengah bawah juga dimiliki, seperti World Trade Center Mangga Dua, Mal Daan Mogot, Karawang Resinda, dan Padma Hotel Karawang.
Lalu, ada juga di sektor agribisnis. Hartono bersaudara menjalankan bisnis itu melalui PT Hartono Plantation Indonesia (HPI). Berdasarkan catatan detikcom, perusahaan ini mengelola hampir 30.000 ha kebun sawit yang mengambil lokasi di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Selain Kelapa Sawit, perusahaan yang didirikan pada 2008 ini mengembangkan komoditas lain, seperti cengkeh, tembakau, tebu, jarak kepyar, dan minyak atsiri.
Tak berhenti di sana, selama lima tahun terakhir, Djarum Group telah bergerak ke sektor ritel online yang tumbuh cepat, mengakuisisi Kaskus, Infokost, Blibli, hingga Bolabob, Mindtalk, DailySocial, Kincir, dan Opini. Grup ini juga memiliki saham pengendali di agensi pemasaran digital Merah Cipta Media. Hartono bersaudara juga memiliki investasi di startup game Razer di Singapura.