Luhut Colek Pelindo soal Pengelolaan Sampah hingga Oli Bekas, Ada Apa?

Luhut Colek Pelindo soal Pengelolaan Sampah hingga Oli Bekas, Ada Apa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 28 Des 2022 11:51 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan tugas khusus kepada PT Pelabuhan Indonesia alias Pelindo. Tugas tersebut adalah mengubah pelabuhan yang ada di bawah kendali Pelindo menjadi pelabuhan berstandar ramah lingkungan green port.

Salah satu yang disoroti Luhut adalah pengelolaan limbah di pelabuhan-pelabuhan milik Pelindo yang tersebar di seluruh Indonesia. Luhut melihat permasalahan pengelolaan limbah di pelabuhan yang ada di Indonesia harus ditingkatkan, khususnya di pelabuhan milik Pelindo.

"Saya imbau tadi, Pelindo tolong diperhatikan soal pengelolaan sampah. Soal limbah oil bekas dan limbah cair berbahaya di pelabuhan pengelolaannya ini harus ditingkatkan. Tolong dicek kembali dari waktu ke waktu," ungkap Luhut dalam acara Green Port Awarding yang disiarkan virtual, Rabu (28/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain masalah limbah, Luhut juga meminta operator pelabuhan di Indonesia, khususnya Pelindo untuk ikut merehabilitasi mangrove. Hal ini dilakukan untuk mendukung pengendalian iklim dan mengurangi emisi. Selain itu, mangrove juga bisa melindungi masyarakat di wilayah pesisir.

"Berkali-kali saya imbau kepala pelabuhan ayo tanam mangrove karena itu bisa menangkap karbon emisi di tempat kita. Teman-teman lakukan ini jangan pura-pura lakukan dengan hati," tegas Luhut.

ADVERTISEMENT

Luhut menekankan ada empat aspek utama dalam pengembangan green port di Indonesia, mulai dari pengelolaan limbah, pengurangan emisi, penggunaan energi terbarukan, dan digitalisasi layanan.

Di sisi lain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam acara yang sama juga menekankan agar operator pelabuhan mulai melakukan perubahan menjadi green port. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk merespons perubahan-perubahan yang ada di dunia.

"Jasa pelabuhan harus adaptasi dengan perubahan dunia. Sekarang banyak anomali cuaca juga, sustainable port dan green port yang juga smart port jadi keharusan dan mesti dilaksanakan secara konsisten," ujar Budi Karya.

Lihat juga Video: Pikir-pikir Soal Vonis, Kuasa Hukum RJ Lino: Tak Ada Niat Perkaya Diri

[Gambas:Video 20detik]




(hal/ara)

Hide Ads