Fakta Manusia Silver: Fenomena Ekonomi dan Fatwa Haram MUI

ADVERTISEMENT

Fakta Manusia Silver: Fenomena Ekonomi dan Fatwa Haram MUI

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 30 Des 2022 06:45 WIB
Manusia silver dan badut jalanan/Aulia Damayanti-detikcom
Foto: Manusia silver dan badut jalanan/Aulia Damayanti-detikcom
Jakarta -

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara (Sumut) baru saja mengeluarkan fatwa haram untuk pekerjaan manusia silver. Fenomena manusia silver sendiri sebenarnya muncul karena keterbatasan ekonomi.

Berikut fakta-faktanya.

1. Modal Jadi Manusia Silver

Berdasarkan wawancara langsung detikcom dengan salah satu manusia silver di daerah Ciledug, Tangerang, modal mengecat badan terbilang minim. Manusia silver itu bernama Anton, dia mengatakan modal yang dikeluarkan sekitar Rp 25.000 per minggu.

Modal itu untuk membeli cat sablon dan minyak goreng. Ukuran kedua bahan itu yang dibeli Anton hanya yang kecil dan murah. Dengan modal segitu, cat yang diracik itu bisa dipakai sebanyak 6 kali.

"Modal minyak goreng sama cat bahan baku sablon, pakai minyak goreng makanya dia mengkilap. Modal Rp 25.000, itu minim-minim untuk 6 kali pemakaian," kata Anton saat ditemui detikcom pad bulan Juli 2022 lalu, dikutip lagi Kamis (29/12/2022).

Namun, cat yang ditempel di badannya itu diakui memiliki efek samping. Anton mengatakan beberapa kali kulitnya seperti kering hingga terkelupas.

2. Pendapatan

Untuk pendapatan manusia silver, Anton mengatakan saat aksinya masih ngetren saat pandemi, ia bisa meraup Rp 300.000 per hari. Pendapatan itu diakui cukup besar, padahal modal yang dikeluarkan untuk mewarnai dirinya menjadi manusia silver hanya Rp 25.000 per minggu.

"Awal-awal pandemi saya akui bisa dapat Rp 300.000, itu karena masih ramai ya orang-orang. Modal minyak goreng sama cat bahan baku sablon, pakai minyak goreng makanya dia mengkilap. Modal Rp 25.000, itu minim-minim untuk 6 kali pemakaian," kata Anton saat ditemui detikcom pad bulan Juli 2022 lalu.

Namun, memang saat pandemi sudah mulai mereda pendapatan Anton menurun menjadi Rp 100.000 per hari. Menurutnya penurunan itu karena masyarakat sudah mulai bosan dengan atraksi manusia silver.Bahkan terkadang hanya mendapatkan Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per hari.

Lanjut ke halaman berikutnya



Simak Video "Jurus Indik-indik 'Manusia Silver' Curi HP Terekam CCTV"
[Gambas:Video 20detik]

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT