Dunia resmi memasuki tahun yang baru, tahun yang disebut-sebut akan dirundung awan gelap. Banyak pihak mengeluarkan proyeksi tentang ekonomi global di 2023 yang bakal diselimuti resesi.
Proyeksi itu ternyata juga menjadi perhatian Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. Bahkan terkait resesi menjadi salah satu resolusinya.
Jahja mengaku berharap 2023 tidak terjadi resesi. Dia juga berharap kondisi politik juga stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan resesi dan politik stabil," jawabnya ketika ditanya detikcom terkait resolusinya di 2023, Minggu (1/1/2022).
Sekadar informasi, berbagai pihak telah mengeluarkan prediksi terkait kondisi ekonomi global di 2023, salah satunya OECD.
OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia berada di bawah 3,1%, angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya. Dalam proyeksinya pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 2,2% tahun depan dan 2,7% pada tahun 2022.
Eropa akan menjadi negara yang mendapat tekanan berat. Apalagi dengan pecahnya perang Rusia dan Ukraina turut mengganggu aktivitas bisnis dan mendorong naiknya harga energi.
Dia menjelaskan perekonomian di 19 negara zona euro akan tumbuh 3,3% tahun ini. Lalu tahun depan diprediksi melambat menjadi 0,5% dan 1,4% pada 2024.
OECD memperkirakan kontraksi ekonomi akan terjadi di Jerman hingga 0,3%. Jerman merupakan negara yang ekonominya ditopang oleh ekspor ke Rusia.
(das/dna)