IMF Wanti-wanti 2023 Bakal Berat, 3 Raksasa Ekonomi Ini Biang Keroknya

IMF Wanti-wanti 2023 Bakal Berat, 3 Raksasa Ekonomi Ini Biang Keroknya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 02 Jan 2023 21:30 WIB
IMF Managing Director Kristalina Georgieva walks at the Welcoming Dinner during G20 Leaders Summit, at the Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, in Badung, Bali, Indonesia, on Tuesday Nov. 15, 2022. (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva/Foto: AP/Willy Kurniawan
Jakarta -

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Kristalina Georgieva mengingatkan ekonomi global 2023 akan lebih sulit dari tahun sebelum-sebelumnya.

"Kami perkirakan sepertiga ekonomi dunia akan mengalami resesi. Mengapa? Karena tiga ekonomi besar, Amerika Serikat, Uni Eropa, China, semuanya melambat secara bersamaan," kata Georgieva, dilansir dari Bloomberg, Senin (02/01/2022).

Sebelumnya, pada bulan Oktober lalu, IMF telah memperingatkan bahwa lebih dari sepertiga ekonomi global akan berkontraksi dan ada peluang 25% dari PDB global tumbuh kurang dari 2% pada 2023. Keadaan tersebut didefinisikan sebagai resesi global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, ia pun menggambarkan kondisi dari ketiga ekonomi terbesar tersebut. Menurutnya, Amerika Serikat dapat menghindari resesi. Kemudian untuk Uni Eropa, setengah dari benua akan mengalami resesi tahun depan. Sementara untuk China, negara itu akan mengalami tahun yang sulit.

Menurut data yang diterbitkan pada Sabtu lalu, langkah pengambilan kebijakan Zero COVID China berimplikasi pada aktivitas ekonomi negara bergerak ke laju paling lambat sejak Februari 2020 lalu, ketika virus pertama kali melanda.

ADVERTISEMENT

Georgieva mengatakan, perlambatan ekonomi-ekonomi terbesar di dunia itu pada akhirnya diterjemahkan ke dalam tren negatif dalam skala global. Bahkan ia menyebut, gambarannya akan jauh lebih buruk bagi pasar di negara berkembang.

Purchasing Managers Index (PMI) untuk manufaktur yang diterbitkan pada Senin kemarin menunjukkan, hasil negatif di seluruh Eropa, Turki, dan Korea Selatan. Sementara itu, data yang diterbitkan Selasa besok akan mengungkapkan angka yang tidak jauh berbeda untuk Malaysia, Taiwan, Vietnam, Inggris, Kanada, dan AS.

Di sisi lain, Georgieva menyebut, prospek para ekonomi terbesar di dunia bisa jadi akan membantu dalam memberikan keringanan bagi ekonomi dunia.

"Jika ketahanan pasar tenaga kerja di AS bertahan, AS akan membantu dunia melewati tahun yang sangat sulit," kata Georgieva.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads