Mainan lato-lato kini sedang merajalela di mana-mana. Viralnya mainan lato-lato belakangan ini mungkin membuat kita penasaran, berapa omzet yang didapat oleh penjual lato-lato?
Salah satu penjual grosir lato-lato, Eliana, mengaku dapat menjual hingga 5 karung lato-lato dalam sehari. Sebagai informasi, 1 karung lato-lato berisi 500-600 pasang.
Untuk harga yang dijual pun beragam, tergantung dari bahan yang digunakan dan ukurannya. "Kalau di sini harga grosirnya ada yang kena Rp 48.000, Rp 60.000 selusinnya. Macam-macam, ada yang kena Rp 45.000, Rp 54.000, beda-beda sih," ucapnya kepada detikcom, di Pasar Asemka, Jakarta, Senin (2/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk harga jual lato-lato sendiri juga tidak menentu, bisa naik atau turun. Menurut Eliana, harga lato-lato tergantung dari pabrik tempat ia membeli yang berada di daerah Jawa.
"Yang pastinya kena ongkirnya mahal karena kan terhitung kiloan. Itu (lato-lato) mahal juga karena terhitung ongkirnya," ujarnya.
Meski demikian, Eliana juga mengaku harga lato-lato sekarang sudah mulai turun dibanding Desember 2022 kemarin. "Pas Desember kemarin, selusin bisa kena Rp 78.000. Waktu yang pas masuk bulan 12 mulai tinggi (harga) barangnya, tapi yang mau akhir bulan ini malahan turun. Turunnya nggak terlalu jauh tapi lumayan," ungkapnya.
Elina tidak mengungkapkan berapa omzet dari penjualan lato-lato saja, namun jika dihitung berdasarkan harga satu lusin lato-lato Rp 60.000 dan Eliana dapat menjual hingga 5 karung berisi 600 pasang lato-lato, maka omzet dalam sehari dapat diasumsikan sebesar Rp 15.000.000.
Perhitungannya dalam 1 karung berisi 600 pasang maka setara 50 lusin pasang lato-lato. Jika ada 5 karung maka ada 250 lusin pasang lato-lato yang terjual. Nah 250 lusin itu dikali harga 1 lusin Rp 60.000, maka hasilnya Rp 15.000.000.
Sementara pedagang lato-lato di Pasar Asemka, Dori mengaku bisa menjual hingga 600 pasang lato-lato. "Nggak tentu. Ini aja baru mau dikirim satu karung, 600 pasang berarti ada 1.200 (buah). Saya tadi sudah kirim di box 600 pasang," katanya.
Dori menjual lato-lato dalam bentuk satuan maupun lusinan. Satu pasang lato-lato dibanderol Rp 10.000, sementara satu lusin lato-lato dibanderol Rp 60.000.
"Ini satu pasang Rp 10.000, beli 2 pasang Rp 15.000, kalau beli lusinan kasih goceng. Satu pasangnya goceng kalo beli lusinan," kata Dori.
Untuk omzetnya sendiri, dirinya mengaku hanya mengambil Rp 200 per pasang lato-lato dan modal yang dikeluarkan per pasang lato-lato Rp 4.800. "Ya paling ambilnya Rp 200 perak per pasang. Kan kita jualnya grosir lagi. Abis beli grosir kita jual grosir lagi, emang ambil Rp 200 perak doang," tuturnya.
Apabila lato-lato yang dijual per lusin Rp 60.000, jika dalam sehari dapat menjual hingga 600 pasang, maka dapat diasumsikan omzetnya sehari mencapai Rp 3.000.000.
Di sisi lainnya, salah satu pedagang eceran lato-lato dapat menjual satu lusin lato-lato per hari. Pedagang yang tidak mau disebutkan namanya ini juga baru mulai menjual lato-lato seminggu belakangan ini.
Sebelum menjual lato-lato, ia merupakan pengurus masjid. Ia mengaku, berjualan lato-lato hanya menjadi pekerjaan sampingan saja.
"Saya baru juga, baru dagang ini. Karena orang-orang nanyain ginian, baru mulai dagang. Karena saya dengar (penghasilannya) lumayanlah," ucapnya kepada detikcom.
Dalam sehari, dirinya bisa menjual satu sampai dua lusin lato-lato. Harga yang ditawarkan yaitu Rp 10.000 per pasang dan Rp 15.000 untuk 2 pasang.
Apabila satu pasang lato-lato dijual Rp 10.000 dan dalam sehari dapat menjual satu lusin lato-lato, maka dapat diasumsikan omzetnya sekitar Rp 120.000 dalam satu hari.
Lihat juga video 'Viral Lato-lato, Berapa Keuntungan yang Diraup Pedagang di Pasar Asemka?':