Postingan di LinkedIn di awal-awal tahun biasanya berisi tentang refleksi akhir tahun. Postingan itu masih ada, namun lebih banyak postingan pencari kerja, hingga postingan untuk mendukung korban PHK.
Beberapa pengguna LinkedIn korban PHK telah membentuk grup dan saling membantu. Mereka memperluas koneksi demi mendapat pekerjaan baru.
Salah satu contohnya adalah korban PHK induk Facebook, Meta pada November 2022 misalnya, yang kini beranggotakan 200 orang. Bahkan bos perusahaan yang melakukan PHK juga menggunakan LinkedIn untuk memberi penjelasan hingga meminta saran.
Melansir dari CNN, Senin (9/1/2023), Saat awal pandemi PHK melanda sektor ritel dan layanan jasa. Namun beberapa bulan ke belakang, PHK disebabkan oleh isu resesi global.
Meskipun pasar kerja secara keseluruhan tetap kuat, ada gelombang PHK baru-baru ini di industri teknologi dan media, yang kebetulan menjadi bagian inti dari basis pengguna LinkedIn.
LinkedIn mencatat peningkatan yang stabil dalam jumlah pengguna yang menambahkan koneksi tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi tanda bahwa pengguna lebih aktif di platform.
Peningkatan penggunaan memberi dampak positif untuk bisnis LinkedIn. Platform ini membukukan pertumbuhan pendapatan 17% dari tahun ke tahun dalam tiga bulan yang berakhir pada bulan September.
Tiba-tiba jaringan profesional yang biasanya tenang telah menjadi jalur kehidupan vital bagi pekerja yang baru saja di-PHK dan platform sosial yang sangat hidup.
Aplikasi seluler LinkedIn diunduh sekitar 58,4 juta kali di seluruh dunia pada tahun 2022 di seluruh toko aplikasi Google Play dan Apple, naik 10% dari tahun sebelumnya, menurut firma riset Sensor Tower.
Jumlah postingan di LinkedIn yang menyebutkan "buka untuk bekerja" naik 22% selama November dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan, pendapatan di bulan Oktober LinkedIn tidak terlepas dari peran 875 juta anggotanya, dengan percepatan pertumbuhan di pasar internasional.
"Ada peningkatan (penggunaan LinkedIn) sejak pandemi," kata Jennifer Grygiel, seorang profesor dan pakar media sosial di Syracuse University.
Lihat juga video 'Elon Musk Lagi-lagi PHK 40 Karyawan Twitter':