Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan negaranya masih membutuhkan investasi. Baik dari investor lokal maupun luar negeri atau foreign direct investment (FDI). Namun, dia mengungkapkan dirinya enggan memberikan obral insentif bagi para investor.
Menurutnya, syarat-syarat investasi tidak harus memberikan keuntungan bagi para investor. Negara, menurutnya tidak boleh takluk pada investor.
"Kita butuh investasi dari domestik dan FDI. Namun dalam syaratnya itu bukan berarti senangi semuanya (memberikan keuntungan bagi investor)," ungkap Anwar Ibrahim dalam CT Corp Leadership Forum, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2023).
Menurutnya, tak ada salahnya melebarkan pintu masuk bagi para investor, bahkan meskipun dirinya dicap sebagai orang yang kapitalis. Namun, dia mengaku tidak akan tunduk bila ternyata kalangan pengusaha 'mengatur-atur' pemerintah.
"Saya setuju dengan peranan modal yang dianggap capitalism. Tapi saya tak mau yang namanya kelompok konglomerat tentukan semuanya. Saya tak terima. Mesti ada firm commitment to the justice, ini lah peran pimpinan," kata Anwar Ibrahim.
Anwar Ibrahim mengatakan keadilan sosial adalah tujuan utama dirinya memimpin Malaysia. Menurutnya, bila level pertumbuhan ekonomi tumbuh subur namun kesenjangan antara si kaya dan miskin masih lebar artinya ekonomi tidak tumbuh dengan ideal.
"Bila kesenjangan terlalu lebar dan golongan yang miskin masih banyak, itu bukan Idealic Economics Policy bagi kita," ujar Anwar Ibrahim.
(hal/dna)