Namun, kala itu pekerja yang dikirim merupakan dokter, dosen, dan tenaga pengajar. Kala itu, Malaysia sedang beranjak untuk keluar secara total dari genggaman Inggris.
"Ada masa kita 70-80an, saya masih jadi Menteri Pendidikan. Kita ketika beranjak daripada aliran Inggris ke masa kebangsaan. Dokternya, dosennya, semua tak cukup. Utamanya di aliran sains," ungkap Anwar Ibrahim dalam CT Corp Leadership Forum, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2023).
Bahkan, Anwar Ibrahim yang pada tahun tersebut menjadi Menteri Pendidikan sampai membujuk Presiden Soeharto di Indonesia untuk mengirimkan puluhan ribu dokter hingga dosen ke Malaysia.
"Kita merayu beberapa kali ketemu Presiden Soeharto untuk kasih izin khas antar puluhan ribu dokter, guru sains, dosen ke Malaysia. Ada periode dalam sejarah negara kita di mana kita mohon bantuan dan pertolongan dari Indonesia. Sekarang ini tidak dosen, yang datang pekerja dan sebagainya," sebut Anwar Ibrahim.
Anwar Ibrahim juga mengatakan saat ini sistem penyaluran TKI di Indonesia bagaikan perbudakan modern. Pasalnya, para TKI kebanyakan mengambil iuran dari para pekerja.
"Isu TKI ini sudah menjadi perhatian saya sejak lama dan akan menyelesaikan dan memperbaiki sistem terkait. Mereka itu tak boleh diizinkan mengambil kekayaan terlalu tinggi dan sistem itu harus diubah di RI, Malaysia, dan Bangladesh. Ini seperti modern slavery," ujar Anwar Ibrahim. (hal/dna)