Para pakar ekonomi meramal harga emas akan terus naik selama 2023 ini. Kondisi ini seolah mengundang para investor untuk berbondong-bondong membeli emas.
Terpantau dari emas keluaran Butik Emas Logam Mulia Antam pada hari ini, Selasa (10/1/2023) harga emas tercatat Rp 1.035.000 per gramnya, naik tipis Rp 2.000 dari kemarin.
Jika dilihat dalam sepekan terakhir, harga emas Antam bergerak di rentang Rp 1.022.000 - 1.035.000. Sementara dalam sebulan terakhir, harganya pun cenderung fluktuatif di rentang harga Rp 998.000 - 1.035.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apakah ini waktu yang tepat untuk membeli emas?
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaib mengatakan, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membeli emas. Pasalnya, ia memproyeksikan emas akan kembali turun ke US$ 1.550 per troy once.
"Kalau untuk beli lagi logam mulia, saat ini jangan dulu. Ada kemungkinan besar harga emas dunia itu ke US$ 1.900 (per troy once), setelah itu akan terkoreksi ke US$ 1.550 (per troy once). Nah pada saat di US$ 1.550 ini kesempatan untuk melakukan pembelian," katanya kepada detikcom, Selasa (10/01/2022).
Menurutnya, saat harganya kembali ke US$ 1.550 per troy once itulah saat yang tepat untuk membeli emas. Sementara untuk masyarakat yang sudah memiliki logam mulia, menurutnya, bila sudah cukup menguntungkan, mereka bisa mulai menjualnya.
Hanya saja untuk 2023 ini, Ibrahim memproyeksikan harga emas bisa menyentuh US$ 2.100 per troy ounce. Sehingga menurutnya, akan lebih menguntungkan jika masyarakat menjualnya saat harganya telah mendekati US$ 1.900-2.100 per troy ounce.
Sedikit berbeda dengan Ibrahim, menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, momentum ini bisa menjadi saat yang tepat untuk membeli emas.
"Momentumnya tepat untuk beli emas sebelum harga semakin naik, karena indikator ekonomi secara global masih menunjukkanperlambatan," kata Bhima, saat dihubungi terpisah.
Menurutnya, emas akan semakin berkilau di tahun ini, naik signifikan di kisaran Rp 1,5-1,6 juta per gram. Menurutnya, sebentar lagi akan masuk fase emas sebagai aset pengaman disaat resesi.
Bhima menjelaskan, ada beberapa alasan yang memicu naiknya harga emas, yang pertama ialah faktor inflasi tinggi disertai dengan turunnya kesempatan kerja. Kemudian, beberapa negara memacu penerbitan bank emas atau bullion bank, termasuk RI.
"Artinya, emas jadi komoditi yang menarik dengan peminat semakin luas," tambahnya.
Berikutnya yang ketiga, pengetatan moneter di negara maju membuat emas diandalkan sebagai hedging terhadap naiknya risiko suku bunga. Dan alasan keempat, tidak ditemukan cadangan emas terbukti dalam jangka pendek, sehingga outlook supply emas tidak akan meredamkenaikanharga.
Simak juga video 'Yakin Mau Investasi Emas Mini?':