Anak usaha Alphabet Inc (induk Google) yang bergerak di bidang kesehatan, Verily, berencana memangkas sebanyak 15% karyawannya di 2023. Tindak pemutusan hubungan kerja (PHK) ini diperkirakan akan mempengaruhi sekitar 240 orang.
Dilansir dari CNBC, Kamis (12/01/2023), CEO Verily Stephen Gillett menyampaikan informasi tersebut melalui email kepada para karyawannya. Keputusan ini diambil sebagai langkah restrukturisasi perusahaan, demi mengurangi ketergantungan finansial dari perusahaan induknya itu.
PHK tersebut merupakan yang pertama menghantam perusahaan induk Google tersebut, setelah gelombang PHK industri dan ketakutan akan resesi menyelimuti.
Meskipun Google menghindari PHK seperti yang melanda perusahaan teknologi lain, salah satunya Meta, para karyawannya menjadi cemas jika mereka bisa menjadi yang berikutnya.
Tidak hanya pengumuman menyangkut PHK, email Gillett juga menginstruksikan para staf untuk bekerja dari rumah selama sisa minggu ini karena kantor fisik Verily akan ditutup pada hari Kamis dan Jumat. Instruksi tersebut juga berlaku untuk karyawan yang bekerja dari kantor Google.
"Mereka yang berada di kantor hari ini dapat kembali ke rumah sekarang," katanya.
Gillett mengatakan, PHK itu termasuk juga penghentian projek dan "redundansi" tim. Perusahaan akan mengurangi beberapa lini bisnisnya, sembari meningkatkan investasi di bagian lain.
Tidak hanya itu, email tersebut juga menguraikan beberapa perubahan eksekutif dan kepergian Jordi Parramon, Presiden Bisnis Perangkat Verily yang telah bergabung dengan perusahaan sejak awal berdiri.
Ia juga menyebut, akan menawarkan pesangon bagi karyawan yang mengalami PHK, namun email tidak menuliskan berapa rinciannya. Sejalan dengan perubahan-perubahan ini, perusahaan akan mengadakan pertemuan pada 18 Januari 2032 untuk menjelaskan perubahan tersebut secara lebih rinci kepada karyawan.
Sebagai tambahan informasi, Verily memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi Alphabet. Beberapa catatan proyek Verily di antaranya lensa kontak yang dapat mendeteksi gejala diabetes, yang dihentikan pada tahun 2018.
Kemudian ada Baseline Project, yakni upaya mengumpulkan data kesehatan dengan organisasi penelitian. Verily juga menyediakan platform pengujian Covid-19, yang sempat disorot oleh mantan Presiden Trump pada awal pandemi.
CFO Verily Ruth Porat menyampaikan, pada 2019 Verily telah mengumpulkan uang dari investor luar selama beberapa tahun. Pada 2017, Verily mengambil US$ 800 juta untuk modal luar yang berasal dari Temasek Singapura, dan sejak itu pihaknya telah mengumpulkan lebih dari US$ 2 miliar dalam beberapa putaran ekuitas lainnya.
Simak Video "Video Badai Efisiensi Trump Mulai Hantam NASA?"
(zlf/zlf)