Hati-hati! Korban PHK Jadi Incaran Penipuan Lowongan Abal-abal

ADVERTISEMENT

Hati-hati! Korban PHK Jadi Incaran Penipuan Lowongan Abal-abal

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 12 Jan 2023 12:21 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)
Jakarta -

Penipuan dengan modus menawarkan lowongan kerja palsu alias abal-abal mengalami peningkatan. Kini, penipu menemukan target baru yakni pekerja sektor teknologi yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dilansir dari Wall Street Journal, Kamis (12/1/2023), penipuan ini untuk mencuri uang atau identitas pekerja. Menurut data Federal Trade Commission (FTC), skema ini berkembang sejalan dengan pandemi di mana perekrutan dilakukan secara virtual dan pekerjaan dilakukan secara remote atau jarak jauh.

Para pakar dan korban menyebut, para penipu tampaknya mengincar pekerja yang baru saja kehilangan pekerjaan terutama di industri teknologi.

Berdasarkan data FTC, jumlah penipuan terkait pekerjaan ini meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 104.000 antara tahun 2019 dan 2021, dan tetap meningkat pada tahun 2022. Pekerja Amerika Serikat (AS) mengalami kerugian lebih dari US$ 200 juta dari penipuan terkait pekerjaan pada tahun 2021, naik dari US$ 133 juta di tahun 2019.

Dalam postingannya di LinkedIn yang viral, seorang spesialis pemasaran digital, Gustavo Miller menulis pengalamannya baru-baru ini di mana ia dipekerjakan oleh lowongan kerja abal-abal.

Adapun kronologinya, mulanya ia mendapat email dari seorang yang mengaku sebagai perekrut untuk bursa kripto Coinbase. Keesokan harinya, tulis Miller, ia melakukan wawancara online dan mendapat tawaran sebagai kontraktor untuk jarak jauh. Setelah itu, ia mendapatkan tautan ke portal orientasi.

Di sana, ia bertemu secara virtual dengan seorang pria yang mengaku sebagai HRD. Orang tersebut memberi tahunya mengenai cara memesan laptop, headphone, dan peralatan kerja jarak jauh lainnya. Dari situ, ia menyadari bahwa ia sedang ditipu ketika menerima tagihan US$ 3.200 dan melihat perubahan situs web pihak ketiga serta alamat email yang mengirimkannya.

Coinbase mengingatkan, bahwa hanya lowongan pekerjaan di situsnya yang harus dipercaya, dan perekrut yang sah untuk perusahaan akan menggunakan alamat email Coinbase.

Unggahan Miller mendapat respons ribuan komentar di mana banyak orang memiliki pengalaman serupa. "Saya merasa sangat bodoh dan naif ketika menemukannya, tetapi saya tahu ini bukan penipuan konyol," tulisnya.

"Orang-orang ini profesional, mereka mengetahui kondisi standar pekerjaan yang mengutamakan jarak jauh dan budaya perekrutan industri teknologi," sambungnya.

(acd/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT