Bos EduCV Buka-bukaan soal Isu Praktik Joki di Tes Rekrutmen BUMN yang Viral

ADVERTISEMENT

Bos EduCV Buka-bukaan soal Isu Praktik Joki di Tes Rekrutmen BUMN yang Viral

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Minggu, 15 Jan 2023 14:11 WIB
Infografis 7 poin penting Rekrutmen Bersama BUMN 2022
Ilustrasi rekrutmen bersama BUMN (Foto: Infografis detikcom/M Fakhry Arrizal)
Jakarta -

Media sosial kini tengah dihebohkan dengan kabar adanya joki dalam tes rekrutmen bersama BUMN batch 2, terutama dalam tes bahasa Inggris. Hal ini diungkapkan melalui sebuah utas yang dibuat oleh salah satu pengguna Twitter @momogimatcha.

Dalam utas yang dibuatnya, disebutkan bahwa ada sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel) bernama EduCV yang membantu peserta didiknya dalam mengerjakan tes Bahasa Inggris dalam tes rekrutmen bersama BUMN batch 2.

Menanggapi hal tersebut, Founder EduCV Maulana Yusuf Hanafi menyanggah tuduhan tersebut. "Tidak ada niat awal EduCV buat sistem seperti itu. Saya murni hanya membuat kelas online untuk membahas soal-soal dari batch 1 sama yang TOEFL kalau yang bahasa Inggris," kata Maulana ketika dihubungi melalui sambungan telepon oleh detikcom, Minggu (15/1/2023).

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Maulana menjelaskan bahwa pada awalnya EduCV membuka kelas persiapan masuk BUMN untuk membahas TKD dan Akhlak pada tanggal 5 Desember 2022. Ia menyatakan bahwa kelas bimbel tersebut untuk membahas soal-soal rekrutmen bersama BUMN batch 1.

Lalu pada tanggal 25 Desember 2022, EduCV membuka kelas persiapan masuk BUMN untuk membahas soal bahasa Inggris. Dalam kelas ini, Maulana dibantu oleh 5 mentor lainnya secara bergantian untuk mengisi materi. Materi TOEFL yang diajarkan pun dirancang oleh mentor EduCV.

Awal mula terjadinya kecurangan dimulai ketika hari pertama TKD yang salah satu peserta bimbelnya tiba-tiba memfoto soal dan mengirimkannya ke grup. Maulana juga mengaku kaget karena ia bekerja dari pagi hingga sore, jadi tidak terlalu memantau grup tersebut.

"Di hari pertama itu ada 1 orang yang mengirimkan 1 soal di grup, saya tuh benar-benar nggak memantau grup ya," ungkap Maulana.

"Saya sore itu baru buka grup dan scroll sudah banyak banget ternyata mereka malah minta bantuan sama peserta yang lain. Jadi tidak ada satupun tim EduCV yang membantu dan menjanjikan joki dan lain-lain. Itu yang perlu digarisbawahi," lanjutnya.

Maulana pun melanjutkan bahwa pada malam dari kejadian tersebut, ia langsung membuat zoom meeting untuk memberi tahu para peserta bahwa hal yang dilakukan seperti mengirimkan soal ujian dan membantu memberikan jawaban soal ujian sudah kelewatan batas.

"Saya sudah melarang. Di zoom itu saya larang 'tolong ini kalau sampai kesebar, kalian yang akan kena. Itu ada nama peserta kalian'. Ternyata hari kedua, seperti itu lagi dan makin banyak. Saya sudah apa ya ibaratnya sudah di luar kendali saya karena saya nggak memantau, jadi saya muncul di grup itu hanya mengabari kalau ada zoom kelas saja," tuturnya.

Namun demikian, pada hari kedua ada beberapa peserta yang terus menerus mengirim foto di grup dan peserta lain membantu memberikan jawaban.

"Dari tim EduCV sendiri tidak ada membantu menjawab soal apapun, yang membantu menjawab soal adalah peserta itu sendiri untuk TKD, dan ketika Tes Bing (bahasa Inggris), ada 2 tutor yang dipaksa membantu dengan tekanan dari peserta, hal ini juga saya tidak memantau grup secara real time dikarenakan saya sibuk bekerja di kantor dan tidak membuka HP," tulis Maulana dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (15/1/2023).

Meski demikian, Maulana tidak menampik bahwa ada kesalahan darinya yang membiarkan hal tersebut terjadi. "Saya pribadi nggak ada membantu, nggak ada menyuruh, jadi saya hanya membuat kelas dan bahan-bahan saya (yang diajarkan) juga jelas. Saya bukan joki di sini. Salahnya saya adalah membiarkan hal tersebut terjadi di grup yang saya buat," tuturnya.

Maulana juga mengungkapkan kalau respon yang diberikan oleh tim EduCV seharusnya bisa lebih tegas lagi mengenai adanya tindakan kecurangan yang terjadi.

"Kesalahan dari tim adalah respon yang kurang tegas dan melunak akibat pressure yang tinggi dari para peserta itu sendiri untuk melanjutkan proses kecurangan, dan itu semua dilakukan di group yang EduCV buat. Seharusnya kami bisa lebih tegas dan melarang segala tindakan apapun yang berbau kecurangan," terangnya.

"Untuk itu kami tim EduCV sangat meminta maaf dengan Panitia Rekrutmen FHCI BUMN Batch 2 telah menyebabkan kegaduhan yang sebesar ini. EduCV yang awalnya hanya memberikan kelas bimbingan belajar untuk membahas soal soal batch 1, namun disalah gunakan oleh peserta itu sendiri untuk berbuat kecurangan," tutupnya.

Sebagai informasi, dari awal pembukaan kelas, EduCV tidak pernah menjanjikan untuk diterima di BUMN. Dari awal EduCV hanya memberikan kelas untuk membahas soal-soal dari rekrutmen bersama BUMN batch 1, internet, dan grup Telegram. Namun, EduCV akan mendampingi peserta dari awal hingga tahap wawancara. Adapun kelas terakhir yang dilaksanakan EduCV pada 14 Januari 2023 yaitu membahas tentang tips TKB dan wawancara.

(das/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT