Indonesia menargetkan realisasi investasi tahun ini Rp 1.400 triliun. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan dengan target ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 5%.
Untuk saat ini pemerintah sedang fokus menggenjot investasi di sektor hilirisasi dengan pendekatan energi dan industri hijau sebagai kesepakatan G20 Bali tahun lalu.
Dia menyebutkan, hingga 2035 fokusnya mencapai US$ 545,3 miliar dari 8 komoditas. Lalu mineral dan batu bara US$ 427 miliar, minyak gas sebanyak US4 67,6 miliar dan perikanan US$ 50,6 miliar.
Bahlil mengatakan, APBN tak bisa lagi menjadi andalan untuk mendorong perkembangan negara. Dibutuhkan hilirisasi untuk menjalankan hal tersebut.
Pada 2017-2018 Indonesia sudah menyetop ekspor nikel. Hal ini membuat nilai ekspor yang awalnya US$ 3,3 miliar naik menjadi US$ 20,9 miliar ketika hilirisasi mulai dilakukan.
"Kita sudah larang ekspor beberapa komoditas termasuk nikel. Tahun ini bauksit, ke depan akan dilarang timah. Kalau kita mampu lakukan, maka kita mampu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas," jelas dia dalam acara Forkompida, Selasa (17/1/2023).
Tahun lalu, Bahlil menyebut jika investasi dari Singapura terus mengalami kenaikan. Seperti Singapura, China dan Hong Kong. Tak cuma itu investasi dari Amerika Serikat (AS) juga mulai tumbuh.
"Sekarang AS masuk 4-5 besar. Eropa ada 2 negara dan Korea-Jepang kejar-kejaran," jelas dia.
Dengan perkembangan ini, dia berupaya untuk membuat investasi dari negara-negara tersebut bisa menjadi lebih kompetitif.
(kil/das)