Google-McDonald's, 10 Perusahaan Raksasa Dunia yang Diguncang Badai PHK

Google-McDonald's, 10 Perusahaan Raksasa Dunia yang Diguncang Badai PHK

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 23 Jan 2023 09:13 WIB
Ilustrasi PHK
Ilustrasi PHK (Ilustrator: Edi Wahyono)

Goldman Sachs

Bank ini memberhentikan hingga 3.200 pekerja bulan Januari di tengah kemerosotan dalam aktivitas pembuatan kesepakatan global. Lebih dari sepertiga pemotongan diperkirakan berasal dari unit perdagangan dan perbankan perusahaan.

Goldman Sachs memiliki hampir 50.000 karyawan pada akhir kuartal ketiga tahun 2022.

Coinbase

Awal Januari Pialang crypto mengumumkan akan memangkas 950 orang. Langkah itu dilakukan hanya beberapa bulan setelah Coinbase memberhentikan 1.100 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun Bitcoin punya performa solid untuk tahun baru, perusahaan crypto dibanting oleh penurunan harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya yang signifikan.

McDonald's

McDonald's yang berkembang pesat selama pandemi, berencana memangkas beberapa staf korporatnya, kata CEO Chris Kempczinski bulan ini.

ADVERTISEMENT

"Kami akan mengevaluasi peran dan tingkat kepegawaian di beberapa bagian organisasi dan akan ada diskusi dan keputusan yang sulit di masa mendatang," kata Kempszinski, menguraikan rencana untuk

Stitch Fix

Stitch Fix berencana memberhentikan 20% dari staf bergajinya. Dalam postingannya di dalam blog Stitch Fix menyampaikan permohonan maafnya.

"Kami akan kehilangan banyak anggota tim berbakat dari seluruh perusahaan dan saya benar-benar minta maaf," tulis pendiri Stitch Fix (SFIX) dan mantan CEO Katrina Lake dalam posting blog.

Amazon

Di awal tahun baru, Amazon berencana memberhentikan lebih dari 18.000 karyawan. Departemen dari sumber daya manusia hingga Toko Amazon jadi divisi yang paling terpengaruh.

Amazon melesat selama pandemi dan melakukan rekrutmen besar-besaran. Namun permintaan konsumen melandai seiring dengan meredanya pandemi. Kini konsumen mulai kembali beraktivitas secara offline.

Salesforce

Salesforce akan memangkas sekitar 10% tenaga kerjanya dari lebih dari 70.000 karyawannya. Dalam sebuah surat kepada karyawan, ketua dan co-CEO Salesforce (CRM) Marc Benioff mengaku merekrut terlalu banyak karyawan selama pandemi.


(das/das)

Hide Ads