Ribut-ribut Mafia Beras yang Disinggung Buwas Sampai Wapres Ikut Komentar

Ribut-ribut Mafia Beras yang Disinggung Buwas Sampai Wapres Ikut Komentar

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 25 Jan 2023 19:07 WIB
Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Perum Bulog mengimpor sebanyak 500.000 ribu ton beras asal Vietnam yang didatangkan secara bertahap sampai Februari 2023 dan sebanyak 200.000 ton di antaranya sudah tiba pada akhir tahun 2022 untuk pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP).
Foto: Ampelsa/Antara Foto
Jakarta -

Perum Bulog baru-baru ini mengungkap adanya mafia di balik mahalnya harga beras. Kabar itupun membuat Wakil Presiden Ma'ruf Amin ikut angkat bicara.

Menurut Ma'ruf, ada atau tidaknya mafia beras harus diteliti lebih lanjut lagi. Hal ini diungkapkan usai acara Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2023.

"Kalau masalah mafia mungkin harus detail lagi, apakah betul ada dengan pihak terkait hal itu," ujar Ma'ruf Amin kepada awak media, Rabu (25/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkaitan dengan kenaikan harga beras, menurutnya karena dampak dari krisis pangan global. Selain itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga ikut berkontribusi meningkatkan harga beras.

"Soal harga beras naik pasti karena dampak krisis pangan global yg sekarang naik. BBM naik jadi tentu akan terpengaruh," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf Amin juga menanggapi soal adanya impor beras yang dilakukan akhir tahun 2022 dan awal 2023. Ia menjelaskan impor tersebut dilakukan hanya untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

"Kalau terjadi apa-apa, cadangan saja. Sifatnya untuk antisipasi saja. Seperti dikatakan sebetulnya kita surplus tahun 2022 tadi tidak ada masalah," lanjutnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengungkap ada mafia yang sengaja menjual beras dengan harga mahal. Hal ini yang membuat harga beras di pasaran masih tinggi.

Menurut Buwas, mafia tersebut hadir ketika Bulog melakukan intervensi beras ke pasar. Harga beras tersebut dijual dari gudang Bulog seharga Rp 8.300, tetapi sampai ke pedagang lebih dari itu.

"Benar, saya sudah cek ke pedagang melapor ke saya 'karena saya membelinya sudah mahal pak, sekian-sekian' 'karena saya membelinya tidak bisa melalui Bulog harus melalui ini itu.'Sebenarnya saya sudah tahu, dan saya tidak bodoh-bodoh amat. Tanda kutip ada mafia itu memang ada. Saya nanti kasih tahu," ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan pada Live Instagram Perum Bulog, Jumat (20/1/2023).




(ada/zlf)

Hide Ads