Gubernur BI Wanti-wanti 2023 Ekonomi Dunia 'Gelap'

Gubernur BI Wanti-wanti 2023 Ekonomi Dunia 'Gelap'

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 26 Jan 2023 10:10 WIB
Infografis 15 negara dalam bayang-bayang resesi
Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo wanti-wanti, ekonomi global di 2023 ini akan menghadapi tantangan berat dan ketidakpastian. Sederet negara diramal akan jatuh ke jurang resesi.

Perry memperingatkan, di 2023 ini akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi global. pertumbuhan ekonomi direvisi dari yang semula 2,6%, turun menjadi 2,3%.

Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh potensi resesi di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Inggris. Kondisi China yang masih memberlakukan kebijakan lockdown juga menjadi salah satu pendorong perlambatan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi kita memiliki harapan tertentu pada akhir tahun 2024, (pertumbuhan ekonomi) kita akan kembali menjadi 2,8%," ujar Perry, dalam Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1/2023).

Tidak hanya itu, Perry juga memperingatkan, inflasi masih akan cukup tinggi di 2023 ini. Diproyeksikan inflasi di tahun ini menyentuh angka 5,2%. Meski turun dari tahun lalu yang mencapai 9,2%, menurutnya angka tersebut masih terbilang tinggi.

ADVERTISEMENT

Inflasi AS diprediksikan akan turun ke 3,1%, disusul dengan Eropa yang turun di 3,6%. Meski demikian, Perry menyebut, penurunan belum akan terjadi di awal tahun ini.

"Mungkin baru turun di paruh kedua tahun ini. Babak pertama masih sulit," ucapnya.

Selanjutnya, kondisi pasar uang turut mendapat sorotan. Ia memproyeksikan, demi meredam inflasi, negara-negara seperti AS hingga Eropa masih akan menaikkan suku bunga acuannya.

Perry memperkirakan, The Fed masih akan terus menaikkan suku bunga acuan AS hingga ke level 5,5% pada paruh awal tahun ini. Kondisi inilah yang membuat ia memperkirakan tingkat suku bunga tinggi ini masih harus dihadapi dalam kurun waktu yang lama.

Kondisi ini turut membuat aliran modal asing keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal inilah yang menjadi salah satu PR besar dari negara-negara ASEAN.

"Ekonomi makro domestik kita baik-baik saja. Tetapi ketika menghadapi suku bunga Global dan kemudian kita menghadapi arus modal keluar. Bagaimana kita harus menghadapinya. KIta harus turun tangan," ucap Perry.

Lihat juga video 'Jokowi Minta Kepala Daerah Hati-hati Meski Ekonomi RI Tumbuh 5,3%':

[Gambas:Video 20detik]



(dna/dna)

Hide Ads