Ekonomi AS Tumbuh 2,9% di Penghujung 2022, Nggak Jadi Resesi Nih?

ADVERTISEMENT

Ekonomi AS Tumbuh 2,9% di Penghujung 2022, Nggak Jadi Resesi Nih?

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Jumat, 27 Jan 2023 08:05 WIB
WASHINGTON, DC - DECEMBER 24:  Trash begins to accumulate along the National Mall near the Washington Monument due to a partial shutdown of the federal government on December 24, 2018 in Washington, DC. The partial shutdown will continue for at least a few more days as lawmakers head home for the holidays as Democrats and the Trump administration cannot agree on an amount of funding for border security. (Photo by Win McNamee/Photo by Win McNamee/Getty Images)
Foto: Getty Images
Jakarta -

Ekonomi Amerika Serikat (AS) mencatat pertumbuhan yang solid pada kuartal keempat (Q4) 2022. Menurut data Departemen Perdagangan, ekonomi AS tumbuh 2,9% dari Oktober hingga Desember 2022.

"Kita seharusnya tidak mengharapkan angka yang fantastis karena ekonomi sedang melambat... tetapi mereka masih angka yang positif," kata Kepala Ekonom di Navy Federal Roberts Frick, dikutip CNN, Jumat (27/1/2023).

Walau demikian, pertumbuhan ekonomi pada Q4 tidak sebesar pada kuartal ketiga (Q3). Sebab, saat itu ekonomi AS naik hingga 3,2%.

Akan tetapi, jika ditarik secara tahunan, produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh 2,1%. Masih jauh lebih kecil dari PDB tahun 2021 sebesar 5,9% yang tertinggi sejak 1984. Lantas, kekhawatiran akan terjadinya resesi global mereda?

Diketahui pada awal tahun 2022, ekonomi AS dimulai dengan kontraksi dua kuartal berturut-turut. Namun, tahun 2022 merupakan tahun transisi sehingga ketidakseimbangan dalam perdagangan dan inventaris memiliki efek yang sangat besar pada data PDB di awal tahun.

Walau demikian, sejak saat itu, bisnis sudah mulai menyesuaikan diri dalam rantai pasokan. Konsumen juga mulai mengalihkan pengeluaran mereka dari belanja furnitur, sepeda, dan barang-barang lainnya ke layanan seperti makan di luar dan berwisata.

Kepala Ekonom Morning Consult, John Leer menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat tercatat selama Q4 2022 karena didorong oleh konsumen yang sangat tangguh. Meski demikian, menurutnya ada tanda-tanda yang mulai berkurang.

Pengeluaran konsumen pada Q4, terutama yang fokus pada sektor jasa turun menjadi 2,1% dari 2,3% pada Q3.

"Konsumen semakin berjuang untuk mengatasi dampak berkelanjutan dari lonjakan harga tahun lalu dengan menarik kredit dan tabungan," katanya.

"Dengan permintaan konsumen yang cenderung terus menurun, investasi bisnis juga cenderung melambat di kuartal mendatang. Hal ini meningkatkan kemungkinan resesi tahun ini," ungkapnya.

(eds/eds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT