Kala AHY Kritik Utang dan Anak Buah Sri Mulyani Beri Jawaban Menohok

Terpopuler Sepekan

Kala AHY Kritik Utang dan Anak Buah Sri Mulyani Beri Jawaban Menohok

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 28 Jan 2023 17:00 WIB
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) gelar jumpa pers awal tahun. AHY menyoroti sejumlah isu politik termasuk penangkapan Lukas Enembe.
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik utang pemerintah yang semakin membengkak di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kritikan itu dilontarkan melalui akun Twitter @PDemokrat.

Anak sulung mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono itu menilai kondisi utang Indonesia saat ini mengancam masa depan dan nasib pekerja Indonesia.

"Utang luar negeri kita terus menumpuk, sedangkan cadangan devisa kita juga menipis karena harus menahan nilai tukar rupiah yang belakangan ini juga melemah. Kita juga tahu bahwa gelombang PHK secara massal terjadi di sana sini. Ini semua tentunya mengancam masa depan dan nasib para pekerja nasional kita," kata AHY dalam postingan akun twitter @PDemokrat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kritikan itu pun ditanggapi oleh Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo. Dia menyebut kritik yang disampaikan AHY tidak sesuai dengan kondisi negara saat ini. Tanggapan ini disampaikan juga melalui akun Twitter pribadi pria yang akrab disapa Prastowo itu.

"Tentu kritik seperti yang disampaikan Mas @AgusYudhoyono ini harus dihormati. Kita berterima kasih. Ini tanda demokrasi berdenyut karena ruang perbedaan dirawat. Sayang kritik @PDemokrat ahistoris, terjebak pada angka, bukan kondisi faktual yang dinamis," katanya melalui akun Twitternya @prastow, dikutip Sabtu (28/1/2023).

ADVERTISEMENT

Menurut Yustinus, kondisi utang pemerintah pada periode 2015-2019 bisa dijaga dengan baik tercermin dari rasio utang batas maksimal 30% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Lonjakan utang Indonesia disebut karena pandemi COVID-19.

Berlanjut ke halaman berkutnya.

Yustinus lalu menunjukkan grafik terkait akumulasi defisit fiskal Indonesia pada 2020-2021 yang hanya 10,7% terhadap PDB. Capaian itu lebih baik dibandingkan negara lain seperti Thailand 17%, Filipina 22,1%, China 11,8%, Malaysia 13,6%, dan India 16,5%.

"Ini yang saya kritik sebagai ahistoris dan nirkonteks. (Utang) Kita prudent," tegas Yustinus.

Ia juga menerangkan bahwa utang pemerintah yang meningkat sejalan dengan realisasi belanja yang juga membengkak. Belanja perlindungan sosial selama pandemi COVID-19 disebut mencapai Rp 1.635,1 triliun untuk menolong rakyat yang terdampak.

Menurut Prastowo, AHY perlu mendapat asupan informasi yang komprehensif mengenai utang Indonesia. Apalagi pemerintah sudah bekerja keras menekan defisit anggaran menjadi 2,38% atau Rp 464,33 triliun di 2022, jauh di bawah target Rp 840 triliun.

"Betul bahwa posisi utang akhir 2022 Rp 7.733,99 triliun. Besar ya? Iya! Sudah saya jelaskan konteks dan reasoning di atas. Kue ekonomi dan produktivitas kita pun membaik. Rasio utang sudah turun dari 40,74% di 2021 menjadi 39,57% di 2022. Mosok dibilang ugal-ugalan sih? Optimis ya Mas (AHY)," pungkas Yustinus.


Hide Ads