Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik utang pemerintah yang semakin membengkak di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kritikan itu dilontarkan melalui akun Twitter @PDemokrat.
Anak sulung mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono itu menilai kondisi utang Indonesia saat ini mengancam masa depan dan nasib pekerja Indonesia.
"Utang luar negeri kita terus menumpuk, sedangkan cadangan devisa kita juga menipis karena harus menahan nilai tukar rupiah yang belakangan ini juga melemah. Kita juga tahu bahwa gelombang PHK secara massal terjadi di sana sini. Ini semua tentunya mengancam masa depan dan nasib para pekerja nasional kita," kata AHY dalam postingan akun twitter @PDemokrat.
Kritikan itu pun ditanggapi oleh Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo. Dia menyebut kritik yang disampaikan AHY tidak sesuai dengan kondisi negara saat ini. Tanggapan ini disampaikan juga melalui akun Twitter pribadi pria yang akrab disapa Prastowo itu.
"Tentu kritik seperti yang disampaikan Mas @AgusYudhoyono ini harus dihormati. Kita berterima kasih. Ini tanda demokrasi berdenyut karena ruang perbedaan dirawat. Sayang kritik @PDemokrat ahistoris, terjebak pada angka, bukan kondisi faktual yang dinamis," katanya melalui akun Twitternya @prastow, dikutip Sabtu (28/1/2023).
Menurut Yustinus, kondisi utang pemerintah pada periode 2015-2019 bisa dijaga dengan baik tercermin dari rasio utang batas maksimal 30% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Lonjakan utang Indonesia disebut karena pandemi COVID-19.
Berlanjut ke halaman berkutnya.