Warga AS Mulai Berani Belanja tapi Masih Khawatir Resesi

ADVERTISEMENT

Warga AS Mulai Berani Belanja tapi Masih Khawatir Resesi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 30 Jan 2023 09:22 WIB
Indonesia disebut berpotensi mengalami resesi seks beberapa tahun ke depan. Tercatat, beberapa kota nihil kelahiran baru atau zero growth.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Sentimen konsumen Amerika Serikat (AS) kembali meningkat setelah inflasi berangsur-angsur menurun. Kendati demikian, masyarakat tetap mempersiapkan diri apabila resesi global menerjang.

Dilansir dari CNN Business, Senin (30/01/2023), University of Michigan melaporkan hasil survei sentimen konsumen naik menjadi 64,9 di bulan Januari ini. Angka ini naik 0,3 dari awal bulan yang mencapai 64,6. Angka ini naik 9% dibandingkan dengan di Desember 2022 kemarin.

Di sisi lain, angka ini terbilang masih cukup rendah secara historis, di mana sejak pertama kali di ukur pada 1952 hingga Februari 2020 lalu, indeks tersebut rata-rata nerada pada angka 86.

Sementara itu, laporan lainnya yang dirilis secara terpisah pada Jumat lalu menunjukkan, konsumen kembali melakukan penghematan pada bulan Desember dan memilih kembali menyimpan lebih banyak uang untuk ditabung.

Hal ini dilakukan para konsumen sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi resei global. Kondisi kekhawatiran ini pun juga tercermin dari survei yang dilakukan Michigan.

"Ada risiko yang cukup buruk untuk sentimen, dengan dua pertiga konsumen mengharapkan penurunan ekonomi selama tahun depan," kata Direktur Universilitas Survei Konsumen, Joanne Hsu.

"Terutama, plafon utang berkemungkinan melonja dan berkemungkinan membalikkan keuntungan yang telah diperoleh dalam beberapa bulan terakhir. Krisis pagu utang pada 2011 dan 2013 lalu telah mendorong penurunan tajam dalam kepercayaan konsumen," sambungnya.

Tidak hanya itu, laporan tersebut juga menyampaikan, ekspektasi inflasi telah menurun menjadi 3,9% di bulan Januari dari 4,4% di bulan Desember. Sedangkan ekspektasi inflasi jangka panjang bertahan di 2,9%.

"Konsumen terus menunjukkan ketidakpastian yang cukup besar atas ekspektasi inflasi jangka panjang dan pendek, menunjukkan sifat tentatif dari setiap penurunan," kata Hsu, dalam komentar yang menyertai laporan tersebut.

(dna/dna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT