Startup digital asal Indonesia PT Privy Identitas Digital melakukan ekspansi ke Australia. Perusahaan tanda tangan digital ini akan membuka cabang di Australia.
CEO dan Founder Privy, Marshall Pribadi mengatakan, dirinya ingin Privy bisa menjadi perusahaan terpercaya di bidang digitalisasi.
"Australia menjadi pasar yang penting bagi Privy, karena kami ingin membuktikan aplikasi Privy diterima di negara maju. Hal ini sesuai dengan tujuan kami sebagai perusahaan global tentunya," ungkap CEO & Founder Privy, Marshall Pribadi melalui keterangan tertulisnya, Senin (23/1/2023).
Dikatakan Marshall, Australia memiliki potensi pasar yang besar untuk bisnisnya. Itu sebabnya, dia yakin Privy akan bisa lebih berkembang dengan ekspansi ini. Dia menambahkan, pihaknya menyambut baik kerjasama dengan Katalis mengingat mereka memiliki studi pasar Australia yang sangat penting untuk menjadi pertimbangan bisnis Privy.
"Katalis diharapkan memperkenalkan kepada pelanggan potensial utama atau badan pemerintah terkait perizinan maupun sertifikasi," katanya.
Pada tahun pertama, Privy akan fokus menyediakan produk tanda tangan digital dan manajemen dokumen bagi korporasi yang bergerak di bidang IT, properti dan energi. Melalui dukungan kepada perusahaan teknologi Indonesia untuk berinvestasi di Australia, Katalis mewujudkan integrasi pasar yang lebih baik antara kedua negara demi kemitraan ekonomi baru yang inklusif, sebagaimana diamanatkan oleh Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia.
"Ekspansi Privy juga pertanda baik tidak hanya bagi perkembangan perusahaan, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan tentang adanya peluang kemitraan, perlindungan, dan akses pasar sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia," ungkap Direktur Katalis Paul Bartlett.
Berbasis di Jakarta dan didukung oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia, Katalis juga dikenal sebagai Program Kerjasama Ekonomi Indonesia-Australia CEPA dan dimandatkan untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara kedua negara.
Simak Video "Pemerintah Targetkan 9 Juta Talenta Digital di Tahun 2030"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)