Jakarta -
Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID mengumumkan akan menutup layanannya di Indonesia. Pengumuman ini disampaikan melalui laman resmi JD.ID.
Berikut fakta-faktanya
1. Setop Terima Pesanan 15 Februari
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara menerangkan akan berhenti menerima pesanan pada 15 Februari. Sementara 31 Maret 2023, menjadi hari terakhir JD.ID beroperasi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan berat hati, kami memberitahukan bahwa JD.ID akan menghentikan semua layanan pada 31 Maret 2023," tuturnya dalam keterangan resmi, Senin (30/1/2023).
JD.ID menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pelanggan, penjual, mitra, dan karyawan atas dukungan yang telah diberikan dalam perjalanan kami selama ini.
2. Alasan Setop Beroperasi
Setya juga menjelaskan salah satu alasan JD.com mengehentikan JD.ID adalah karena akan fokus untuk pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan pasar internasionalnya.
"Ini adalah keputusan strategis dari JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya," kata Setya.
Simak video 'JD.ID Setop Beroperasi di Indonesia per 31 Maret':
[Gambas:Video 20detik]
Bersambung ke halaman selanjutnya.
3. Tujuh Tahun JD.ID Beroperasi di RI
JD.ID pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015. Dikutip dari laman resmi JD.ID, Senin (30/1/2023), bisnis perusahaan berkembang sangat pesat. Jumlah produk yang ditawarkan bertumbuh cepat dari kurang dari 10.000 SKU pada tahun 2015 menjadi sekitar 100.000 SKU pada akhir tahun 2016.
Layanan belanja online itu memiliki 12 kategori pilihan produk yang akan terus bertambah seiring dengan perkembangan usahanya di Indonesia. Ragam kategori produknya bervariasi mulai dari produk untuk ibu dan anak, smartphones, perangkat elektronik, hingga produk luxury.
JD.ID juga menyediakan jasa pengiriman yang menjangkau 365 kota di seluruh Indonesia dengan ribuan armada yang siap mengantarkan langsung kepada para pelanggan.
"JD.ID memiliki tujuan untuk menjadi perusahaan e-commerce yang paling populer dan terpercaya dengan terus-menerus berupaya menghadirkan layanan dan beraneka ragam produk kepada seluruh pengguna dan pelanggannya di Indonesia," tulis keterangan resmi perusahaan.
Induk dari JD.ID yakni JD.com didirikan oleh Liu Qiangdong. Pria yang akrab disapa Richard Liu lahir pada 10 Maret 1973 di sebuah desa kecil di wilayah luar Suqian.
Mulanya, Lio memulai bisnisnya bukan ritel berbasis online. Tetapi ritel yang dibangun di toko seluas 4 meter persegi. Tempatnya di salah satu pusat perbelanjaan produk teknologi di Beijing, Zhongguancun.
Pada tahun 2003, setelah lima tahun beroperasi, bisnis Liu mengalami lompatan besar. Liu berhasil memperluas usaha-nya dan membawa semua jenis produk elektronik, sehingga menjadi jaringan bisnis ritel yang sukses dengan dua belas toko di seluruh wilayah Beijing, Shanghai, dan Shenyang.
Usaha dia tak serta merta lancar. Ada banyak rintangan yang harus dilewati. Pada tahun 2003 juta, Liu dilanda kenyataan pahit dengan adanya wabah SARS yang mempengaruhi sebagian besar China mencegah pelanggan dan staf untuk datang ke toko-nya.
Liu dengan terpaksa menutup sementara semua toko-nya, bahkan terancam kehilangan perusahaan-nya jika ia tidak bertindak cepat dan menemukan cara untuk terus mendapatkan penghasilan. Liu mulai memposting produk-nya ke papan buletin online.
Setelah meninjau data penjualan setelah satu tahun toko ritel-nya beroperasi menjual produk secara online, Liu memahami bahwa belanja online adalah sektor yang tumbuh dengan cepat yang diinginkannya. Liu-pun kemudian mulai untuk menutup semua toko ritel-nya. Pada titik inilah, awal mula JD.com lahir.
Pada tahun 2004, Liu menciptakan JD.com yakni toko serba ada sebagai sebuah toko online. JD.com bukan toko biasa, Liu memastikan dalam melayani pelanggan. JD.com memberikan pengalaman belanja online kelas satu dalam setiap langkah dan proses.