Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU mengungkap produk Minyakita yang mengalami kelangkaan di pasaran. Kemudian harga pun juga mengalami kenaikan dari Rp 14.000 per liter hingga tembus Rp 18.000/liter.
Berikut fakta-faktanya:
1. Minyakita Langka
Direktur Ekonomi, Kedeputian bidang Kajian dan Advokasi KPPU Mulyawan Ranamanggala berdasarkan survei yang dilakukan Kanwil KPPU di sejumlah daerah, ditemukan memang harga Minyakita mengalami kenaikan. Pasokannya juga sulit ditemukan oleh masyarakat.
"Berdasarkan hasil survei yang dilakukan teman-teman kanwil, minyak goreng curah dan kemasan sederhana sulit (Minyakita) didapatkan. Berdasarkan regulasi yg berlaku harusnya pasokan minyak goreng curah dan kemasan sederhana (Minyakita) itu tidak ada masalah sesuai kewajiban pengusaha untuk memenuhi pasokan kebutuhan dalam negeri sebelum melaksanakan ekspornya. ," ujarnya Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Renamanggala, dalam diskusi secara virtual, Senin (30/1/2023).
2. Harga Tembus Rp 18.000/Liter
Kepala Kanwil III KPPU Lina Rosmiati, mengungkap untuk harga Minyakita di Jawa Barat telah meningkat di kisaran Rp 15.000 sampai Rp 16.000 per liter. Padahal seharusnya harga Minyakita ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000/liter. Tidak hanya naik, pasokan Minyakita di Jawa Barat sulit didapatkan.
Sama halnya seperti yang terjadi di DKI Jakarta. Lina menyebut harganya Minyakita di pasar-pasar Jakarta berkisar Rp 14.000-Rp 17.000/liter. Lagi-lagi, untuk pasokan Minyakita juga terbatas.
Kemudian dari kantor wilayah di Balikpapan. Berdasarkan temuan di tiga pasar, harga Minyakita tembus Rp 17.000 sampai Rp 18.000 per liter. Dominan pasokan di pasar sulit ditemukan masyarakat.
Dalam paparan perwakilan Kanwil V, di Pasar Baru Balikpapan, harga Minyakita Rp 17.000/liter, Pasar Klandasan Rp 18.000/liter, dan Pasar Segiri Rp 15.000 sampai Rp 18.000/liter.
"Minyakita dipasok dari beberapa distributor dari produsen yang berbeda. Salah satu distributor ad yang mengalami kekosongan stok. Di sisi lain ada distributor yang menerapkan pembelian Minyakita namun dengan syarat membeli produk lain," ungkap perwakilan Kanwil IV dari daerah Balikpapan dan Samarinda.
3. Beli Minyakita Syaratnya Beli Sabun-Mentega
Buntut minimnya pasokan produk tersebut, produsen dan pedagang memberikan syarat kepada pembeli. Syarat itu di antaranya, jika membeli Minyakita dua liter harus membeli juga satu kemasan minyak goreng kemasan premium, sabun cuci merek tertentu, hingga margarin. Hal ini terjadi di Balikpapan, Samarinda, dan Surabaya.
"Ditemukan pula pembatasan dengan metode pembelian minyak goreng merek premium tertentu. Ketika pembeli membeli dua kemasan minyak goreng sederhana (Minyakita) atau sejumlah 2 liter, konsumen harus membeli satu kemasan minyak goreng kemasan premium dan sabun cuci merek tertentu," kata perwakilan Kanwil V KPPU.
Dalam kesempatan itu, Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Renamanggala, juga mengatakan praktek syarat pembelian produk lain juga ditemukan oleh Kanwil IV KPPU yang memegang wilayah Surabaya. Temuannya, untuk membeli Minyakita harus membeli produk margarin merek tertentu.
"Pada lingkup kerja Kantor Wilayah IV KPPU di Surabaya, jika terdapat minyak goreng curah merek Minyakita, maka penjual akan melakukan typing dengan produk margarin bermerek atau margarin curah," pungkasnya.
4. KPPU Bakal Undang Kemendag-Kemenperin
Mulyawan mengatakan ada beberapa yang perlu dikonfirmasi, misalnya berkaitan dengan apakah benar produsen Minyakita mengurangi produksi. KPPU curiga, produsen mengurangi produksi Minyakita untuk meningkatkan produksi minyak goreng kemasan premium yang saat ini kurang diminati.
Menurut Mulyawan, kelangkaan minyak goreng saat ini berbeda dengan yang terjadi pada akhir 2021 dan awal 2022 lalu. Kalau pada saat itu, kelangkaan terjadi karena adanya minimnya pasokan bahan baku minyak goreng yakni minyak kelapa sawit atau CPO.
Selain itu, saat ini juga tidak ada indikasi adanya kegagalan panen pada tandan buah segar (TBS) sawit atau penurunan produksi. Oleh karena itu, menurutnya diperlukan pemanggilan Kemendag dan Kemenperin agar bisa ditelusuri apa penyebab kelangkaan dan kenaikan harga Minyakita dan minyak goreng curah.
"Ini perlu kita dapat informasi dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian dan mungkin bisa dapat angka produksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana (Minyakita) selama Januari," tuturnya.
5. Mendag Minta Produksi Minyakita Ditambah
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengakui ada kekurangan pasokan Minyakita di pasaran. Ia pun sudah mengumpulkan 30 produsen minyak goreng untuk menambah produksi Minyakita ke depan.
Penambahannya, 50% dari sebelumnya 300.000 ton per bulan, menjadi 450.000 ton/bulan. Harapannya, dengan penambahan itu pasokan Minyakita di pasaran menjadi bertambah.
"Semua sudah sepakat, tanda tangan hampir 30 (perusahaan) itu yg suplainya Minyakita 300.000 ton ditambah 50% menjadi 450.000 ton per bulan. Mudah-mudahan dengan itu, kita bisa membanjir kembali pasar-pasar tradisional atau pasar modern dengan curah atau minyak goreng merek kita," ujar Zulhas, di Jakarta.
6. Penyebab Minyakita Langka
Zulhas juga mengungkap dua penyebab pasokan Minyakita kurang di pasaran. Pertama, karena Minyakita semakin diminati masyarakat karena harga yang terjangkau dan mudah didapati dari pasar tradisional hingga ritel modern. Tetapi Zulhas membantah adanya kenaikan harga.
"Harga tidak naik, tapi di pasar-pasar rakyat berkurang kirimannya. Karena Minyakita ini sekarang menjadi merek yang digemari oleh setiap konsumen dan dia tidak hanya di pasar tradisional tetapi Minyakita ini sudah masuk ke pasar-pasar modern, retail modern. Semua orang membeli Minyakita karena kualitasnya sama dengan merek-merek premium," tutur Zulhas.
Penyebab kedua, karena ada program bahan bakar minyak dicampur dengan CPO 20% (B20) dan 35% (B35). Kedua program itu menyedot banyak CPO, misalnya untuk B20 membutuhkan 9 juta CPO dan B35 membutuhkan lagi 3 juta CPO.
"Jadi perlunya 12 juta, nyedot lagi gitu. Jadi ada dua sebab itu, oleh karena itu kami mengundang para produsen minyak ini hampir 30 yang datang yang tadinya suplai untuk minyak kita itu 300 ribu ton per bulan," tutupnya.