Kementan Ungkap Capaian Food Estate di Humbahas Sumatera Utara

ADVERTISEMENT

Kementan Ungkap Capaian Food Estate di Humbahas Sumatera Utara

Dea Duta Aulia - detikFinance
Selasa, 31 Jan 2023 10:14 WIB
Food Estate Humbahas
Foto: Kementan
Jakarta -

Program lumbung pangan atau food estate (FE) menjadi salah satu upaya pemerintah dalam memperkuat produksi pangan dalam negeri. Sebab saat ini, dinamika global membuat setiap negara harus memastikan stok pangan terjaga.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan ada sejumlah daerah yang dijadikan food estate, salah satunya di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara. Menurutnya, lumbung pangan di daerah tersebut merupakan hasil kerja sama dengan berbagai pihak.

"Kementerian Pertanian mendapatkan mandat untuk bersama-sama stakeholder terkait membangun kawasan food estate di Humbahas. Kami bekerja sesuai perencanaan dan hasil survey investigasi desain atau SID," kata Prihasto dalam keterangan tertulis, Selasa (31/1/2023).

"Kami merintis pembukaan lahan yang benar-benar baru di area hamparan seluas 215 hektar, ternyata hasil produksinya cukup baik untuk ukuran perdana. Seiring proses perbaikan sifat fisik kimia tanah, pemantapan prasarana irigasi dan jalan serta pendampingan ke petani, produktivitasnya menunjukkan trend perbaikan," sambungnya.

Berdasarkan angka, ia menjelaskan pada masa tanam pertama yang dipanen awal 2021, produktivitas bawang merah rata-rata 5,7 ton/ha, bawang putih 2,7 ton/ha dan kentang industri 10,2 ton/ha. Lalu pada musim berikutnya terjadi peningkatan hasil panen di lahan yang digarap petani secara mandiri atau bermitra dengan offtaker.

"Sebagai contoh untuk kentang kemitraan dengan PT Indofood bisa menghasilkan lebih dari 20 ton/ha, bawang putih kemitraan dengan PT Parna Raya ada yang mencapai 6,5 ton/ha dan bawang merah petani mandiri ada yang sudah mencapai 7,5 ton/ha," jelasnya.

Ia menyebutkan seluruh lahan yang berhasil dibuka seluas 215 hektare di musim tanam 2020. 70% lahan di antaranya masih terjaga keberlanjutan usaha taninya. Sisanya belum terkelola kembali karena berbagai faktor seperti kepemilikan lahan dan keterbatasan aksesibilitas di dalam kawasan.

"Sejak April 2021, pengelolaan kawasan FE Sumatera Utara dilaksanakan oleh Tim Transisi yang dipimpin Bupati Humbahas dan Tenaga Ahli Kemenko Marves," katanya.

Prihasto menerangkan tim tersebut terus melakukan berbagai upaya untuk mencapai target perluasan lahan sampai 1.000 hektare. Adapun pola pengembangan kawasan tersebut memanfaatkan cara kemitraan antara kelompok tani dengan swasta. Sehingga petani bisa mendapatkan jaminan pemasaran serta terjadinya alih teknologi.

"Dengan pola tersebut diharapkan petani semakin mandiri dan usaha agribisnis di kawasan tersebut semakin tertata," tutur Prihasto.

Sementara itu, tokoh petani sekaligus Ketua Kelompok Ria Kerja Desa Ria Ria Amintas Lumban Gaol merasa keberatan kalau proyek food estate dianggap gagal. Sebab Amintas yang berprofesi sebagai petani merasakan manfaat dari kehadiran proyek tersebut.

"Siapa yang bilang gagal? Tanyalah langsung ke kami kalau mau tau yang sebenar benarnya. Saya sendiri pelaku sejarah food estate sejak persiapan dibuka sampai sekarang. Saya merasakan sendiri manfaat program Pak Jokowi ini," kata Amintas.

Amintas menjelaskan sejak proyek tersebut dibuka oleh Kementan pada 2020 lalu, banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari program tersebut. Petani pun mendapatkan kemudahan untuk mengelola lahan untuk menanam sejumlah komoditas yang dicari pasar.

"Kami jadi punya lahan budidaya. Bisa tanam bawang dan kentang. Jalan juga dibagusin. Pengairan juga dibuatkan. Sarana lain diberikan pemerintah secara cuma-cuma. Hasil produksinya pun makin ke sini juga makin bagus, asalkan petani ulet dan rajin mengolah lahan," ungkapnya.,

"Kami petani dan masyarakat justru sangat berterima kasih dengan Kementan yang telah membantu penuh kami sejak awal sampai panen musim pertama. Pendampingan mereka kami rasakan sangat intensif dari awal program sampai 2021 lalu. Saya sendiri saksinya," sambungnya.

Hal senada pun diungkapkan oleh petani kelompok Karejo Laurensus Siregar. Menurutnya, kehadiran food estate memberikan dampak positif terhadap peningkatan penghasilan para petani. Sebab sejumlah lahan yang darinya tidak produktif sekarang sudah bisa dimanfaatkan.

"Berkat ikut FE ini, aku bisa dapat penghasilan tambahan yang lumayan dari tanam kentang dan bawang merah. Dari awalnya lahan tidur, sekarang jadi lahan subur. Saya bisa beli motor murni dari hasil jual panen kentang. Bawang merah batu ijo yang kutanam pun bagus hasilnya disini, bisa dapat 300 kilo per rante (1 rante 400 m2)," tutur Laurensus.

Petani lainnya yakni Rusman Siregar juga merasakan hal serupa. Rusman mengakui pendapatan dirinya mengalami peningkatan kalau dibandingkan sebelum adanya food estate.

"Pendapatan kami meningkat berlipat lipat dibanding sebelum ada program ini. Meski lahan kami termasuk sulit aksesnya, tapi hasilnya lumayan. Bantuan motor roda 3 dari Kementan tahun 2020 lalu sangat membantu keseharian kami di lahan," tutup Rusman.



Simak Video "Gerindra Sebut Ada Menteri Ogah Buka Izin Lahan Buat Food Estate Prabowo"
[Gambas:Video 20detik]
(ega/ega)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT