Taipan India Gautam Adani kehilangan gelar sebagai orang terkaya di Asia. Hari ini, saham perusahaan milik sang konglomerat merugi hingga US$ 74 miliar atau Rp 1.110 triliun (kurs Rp 15.000) setelah laporan short seller.
Melansir dari Reuters, Rabu (1/2/2023) Gautam terlempar ke posisi 10 daftar orang kaya Asia berdasarkan data Forbes. Kekayaannya tersisa US$ 84,1 miliar atau Rp 1.261 triliun.
Ia berada di bawah saingannya Mukesh Ambani yang memiliki kekayaan US$ 84,4 miliar. Sebelum laporan Hindenburg Gautam menduduki peringkat ke-3 orang paling kaya di dunia dan pertama di Asia.
Padahal Gautam berhasil mengumpulkan dukungan dari investor untuk melakukan penjualan saham untuk perusahaan unggulannya, Enterprises Ltd pada hari Selasa.
"Ada sedikit kenaikan kemarin setelah penjualan saham selesai, setelah terlihat tidak mungkin pada satu titik, tetapi sekarang sentimen pasar yang lemah telah terlihat lagi setelah laporan Hindenburg yang mengejutkan," kata Ambareesh Baliga, analis pasar independen yang berbasis di Mumbai.
"Dengan turunnya saham, meski dibantah oleh Gautam, hal itu jelas menunjukkan beberapa kerusakan pada sentimen investor. Butuh beberapa saat untuk stabil," tambah Baliga.
Laporan Hindenburg Research minggu lalu menuduh Gautam memanfaatkan negara tax haven (suaka pajak) yang tidak tepat. Terkait ini, regulator Australia meningkatkan pengawasan kepada Gautam, dan menyebut akan melakukan peninjauan.
Gautam membantah tuduhan tersebut, dan menyebutnya sebagai tuduhan yang tidak berdasar.
Saham Adani Enterprises anjlok 5% pada hari Rabu menyebabkan kerugian sejak laporan Hindenburg menjadi lebih dari US$ 8 miliar. Saham Adani Power turun 5%, sementara saham Adani Total Gas merosot 10%, turun dari batas harga hariannya.
Adani Total Gas, perusahaan patungan antara perusahaan energi Prancis Total dan Adani Group, telah menjadi korban terbesar dari laporan short seller, kehilangan sekitar US$ 27 miliar.
Data juga menunjukkan bahwa investor asing menjual bersih ekuitas senilai US$ 1,5 miliar sejak laporan Hindenburg. Itu merupakan aksi terbesar selama empat hari berturut-turut sejak 30 September.
Simak Video "HYBE Jual Semua Saham SM ke Kakao"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)